Lebih dari 135 petani kelapa sawit yang tergabung dalam Koperasi Unit Desa (KUD) Mulus Rahayu di Riau, akhirnya bisa bernafas lega. Setelah lama menunggu, kini tanaman sawit mereka yang umumnya sudah berusia cukup tua (lebih 20 tahun) mendapat kucuran dana untuk peremajaan. Adapun nilai pembiayaan peremajaan yang disepakati sebesar Rp16,48 miliar (kurang lebih Rp61 juta ha) yang diberikan selama 11 tahun. Anggaran peremajaan tersebut mengucur dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dan perusahaan sawit.
Direktur Utama BPDPKS, Bayu Krisnamurthi mengatakan, saat ini sudah ada dua koperasi yang mendapatkan dana bantuan peremajaan dari BPDP Sawit yakni KUD Mulus Rahayu (Riau) dan Koperasi Sawit Mandian Jaya (Riau). Sedangkan, KUD Mulus Rahayu merupakan KUD yang memperoleh kesempatan perdana mewakili petani kelapa sawit di Indonesia untuk menerima bantuan peremajaan kebun sawit rakyat.
"Keberadaan kami hanya memfasilitasi dan mendukung pelaksanaan kesepakatan kerjasama petani, perbankan dan perusahaan sawit untuk peremajaan perkebunan rakyat ini. Kerjasama ini merupakan wujud nyata kepedulian semua pemangku kepentingan untuk peningkatkan kesejahteraan petani," katanya kepada politikindonesia.com usai Penandatanganan Perjanjian Kredit dan Dana Bantuan Peremajaan Kebun Kelapa Sawit Petani Swadaya di Kantor Kementerian Pertanian (Kementan) Jakarta, Selasa (05/04).
Menurutnya, kebun kelapa sawit yang diremajakan untuk KUD Mulus Rahayu adalah ex-plasma seluas 270 ha. Dari total biaya yang dibutuhkan sebesar Rp16,48 miliar, BPDPKS memberikan bantuan sebesar 41 persen dari pembiayaan, yakni sebesar Rp6,75 miliar atau sekitar Rp25 juta per ha. Sisanya diberikan oleh pihak swasta, Asian Agri.
"Sedangkan Koperasi Sawit Mandian Jaya, peremajaannya dilakukan seluas 400 ha yang dimiliki 200 petani. Nilai kredit yang disepakati Rp24,7 miliar atau sekitar Rp61,7 juta/ha selama 13 tahun. Bantuan dana dari BPDPKS sebesar Rp10 miliar atau Rp25 juta/ha (40,5 persen dari total pembiayaan)," ujarnya.
Dijelaskan, untuk mendapatkan bantuan peremajaan ada beberapa syarat yang harus dipenuhi petani. Diantaranya, pekebun rakyat dengan luas lahan 4 ha, kelompok tani/pekebun sawit dengan luas lahan kurang lebih 300 ha. Selain itu, berbentuk koperasi dan mau menjalin kerjasama dengan perbankan. Namun, yang paling penting adalah potensial ISPO.
"Dana bantuan ini harus dijadikan ladang bisnis yang bisa meningkatkan perekonomian petani sawit. Dana bantuan ini jangan menjadikan petani malas bekerja karena sudah bergantung pada dana bantuan. Adanya dana bantuan ini diharapkan mampu menekan kegagalan produksi yang mencapai 30 persen. Kami pun tetap menekankan untuk menggunakan bibit lama. Karena konsumen sawit kini semakin baik," ungkapnya.
Bayu memaparkan, saat ini pihaknya sedangmemasuki proses penyelesaian dukungan peremajaan 4.396 ha perkebunan rakyat dan terkait 2.140 petani dan 12 koperasi. Koperasi tersebut yakni, tiga KUD di Palalawan dan Siak (Riau), delapan KUD dan Koperasi Sawit di Musi Banyuasin Sumatera Selatan (Sumsel), dan satu koperasi di Aceh. Dengan bantuan dana sawit senilai kurang lebih Rp109,9 miliar.
"Kami juga mendukung rencana Bank BRI membiayai peremajaan 9.994 ha di Riau dan Sumsel dengan kredit senilai kurang lebih Rp600 miliar dan bantuan dari kami kurang lebih Rp249, 8 miliar,” imbuhnya.
Sementara itu, Managing Director Asian Agri, Kelvin Tio menyatakan menyambut baik dan mendukung program pemerintah melalui BPDPKS kepada mitra koperasi. Berbekal pengalaman sudah bermitra selama 28 tahun dengan petani, pihaknya pun menyadari pentingnya pengelolaan perkebunan kelapa sawit secara berkelanjutan dan tetap fokus pada peningkatan kesejahteraan petani kelapa sawit.
"Kami sudah melakukan persiapan peremajaan petani rakyat sejak tahun 2008. Pada tahun 2016 ini, kami berencana mendampangi peremajaan kebun kelapa sawit rakyat seluas 2.402 ha. Kemudian pada tahun 2017, kami juga berencana untuk mendampingi peremajaan kebun kelapa sawit seluas 4.000 ha di Riau dan 600 ha di Jambi," ucapnya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua KUD Mulya Rahayu, Pawito Saring menambahkan, pihaknya sangat berterima kasih kepada pemerintah dan pihak swasta yang memberikan dukungan dana kepada petani sawit untuk melakukan peremajaan kebun sawit.
"Untuk ke depannya, kami berharap dengan kucuran dana ini dapat memberikan inspirasi kepada rekan-rekan petani kelapa sawit lainnya untuk memantapkan hati menjalani proses peremajaan kebun kelapa sawit. Sehingga mereka bisa meningkatkan perekonomian keluarga. Karena mereka tidak kehilangan mata pencaharian untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari," katanya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved