Rabu (26/12) besok, masyarakat Nanggroe Aceh Darussalam memperingati 8 tahun bencana tsunami yang meluluh-lantakkan wilayah itu. Berbagai acara digelar di sejumlah tempat di Aceh. Sementara para nelayan di seluruh Aceh dilarang mencari ikan di laut pada hari itu.
Rabu (26/12) besok, masyarakat Nanggroe Aceh Darussalam memperingati 8 tahun bencana tsunami yang meluluh-lantakkan wilayah itu. Berbagai acara digelar di sejumlah tempat di Aceh. Sementara para nelayan di seluruh Aceh dilarang mencari ikan di laut pada hari itu.
“Sudah menjadi keharusan agar dipatuhi oleh nelayan Aceh untuk tidak melaut sehari pada setiap 26 Desember termasuk tahun ini,” ujar Ketua Lembaga Hukom Adat Laot atau Panglima Laot Aceh, T Bustamam kepada pers di Banda Aceh, Selasa, (25/12).
Kata Bustamam, pada setiap 26 Desember, nelayan Aceh tidak boleh melaut. Mereka harus mengenang keluarga dan sahabat nelayan yang telah menjadi korban bencana tsunami. “Mari kita gunakan waktu pada hari itu untuk berzikir dan berdoa kepada Allah SWT agar arwah para syuhada tsunami mendapat tempat layak di sisi-Nya,” ujar dia.
Bencana gempa dan tsunami pada 26 Desember 2004 lalu merupakan bencana dahsyat dialami masyarakat Aceh. Sekitar 200 ribu warga hilang dan meninggal dunia. Ratusan ribu lainnya kehilangan tempat tinggal. “Sebagian besar dari syuhada tsunami itu menjadi korban karena diyakini minimnya pengetahuan mereka terhadap bencana tersebut," ujar Sekjen Lembaga Hukum Adat Laot Aceh Umar Abdul Aziz.
Umar menjelaskan, kebijakan libur pada hari 26 Desember juga sudah diterapkan oleh Pemerintah Aceh pada 2011 yang menetapkan sebagai hari libur daerah.
Melalui peringatan tsunami, ujar dia, warga berkesempatan mendoakan orang-orang yang menjadi korban. Selain itu juga dapat mewariskan pengetahuan kepada generasi muda tentang tsunami.
© Copyright 2024, All Rights Reserved