Satu ciri negara maju adalah memiliki rasio pengusaha lebih dari 10% terhadap jumlah penduduk. Saat ini, rasio pengusaha di Indonesia masih berada di angka 3,6
"Peluang untuk menjadi pengusaha di bangsa ini masih sangat besar dibanding peluang menjadi PNS. Jumlah pengusaha kita baru 3,6%, negara maju itu harus double digit. Singapura sudah 11%, Amerika Serikat sudah 14%, Thailand-Malaysia sudah 6%-7%," kata Menteri Investasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, dikutip dari keterangan resmi, Minggu, (2/6/2024).
Bahlil mengemukakan pendapatnya itu dalam kuliah umum Pembukaan Pra Kongres VIII Badan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (BEM PTNU) se-Nusantara di Universitas Islam As Syafi'iyah, Bekasi, Jumat (31/5/2024).
Bahlil mendorong mahasiswa untuk mengejar peluang menjadi pengusaha, mengingat pemerintah telah menyediakan berbagai kemudahan untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Salah satunya adalah modal sebesar Rp25 juta yang dapat diperoleh melalui kredit tanpa agunan, serta kemudahan perizinan usaha melalui sistem Online Single Submission (OSS).
"Menjadi pengusaha di sektor hilirisasi bertujuan untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi baru. Supaya setelah selesai kuliah, ketika kalian kembali ke daerah asal, perekonomian di sana sudah berkembang. Jangan semua menumpuk di Jakarta, karena jika kita semua menumpuk di Jakarta, tidak akan terjadi keseimbangan," kata Bahlil.
Bahlil menjanjikan bantuan modal usaha bagi mereka yang telah memiliki bisnis. Bahlil juga memberikan sejumlah tips untuk menjadi pengusaha sukses.
Menurut Bahlil, pengusaha yang hebat adalah mereka yang memulai dari bawah, mengalami jatuh bangun tapi mampu bangkit kembali.
"Jadi, kalau kamu tanya tips saya, yang pertama adalah kamu harus berpikir besar, harus punya ide, dan mau mengeksekusi ide itu. Jangan pernah berpikir mau jadi orang hebat kalau cara berpikir kalian kecil. Tidak ada orang hebat yang mengambil risiko kecil. Selalu itu, orang hebat itu berpikir besar, bertindak besar, dan mengambil risiko besar," kata Bahlil.
Bahlil juga menekankan pentingnya karakter dalam berbisnis. Yaitu kemampuan membedakan pendapatan pribadi dan perusahaan, komitmen, serta kejujuran.
"Bisnis itu trust, kepercayaan. Jadi, apa yang kamu telah komitmenkan dengan teman kamu, partner kamu, klien kamu, kamu harus pegang komitmen itu dan eksekusi," pungkas Bahlil. []
© Copyright 2024, All Rights Reserved