Pascakunjungan kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Australia, sejumlah kerja sama di bidang ekonomi antarkedua negara yang bakal diwujudkan dalam waktu dekat. Nilai investasi yang akan digelontorkan investor Australia mencapai Rp39 triliun.
"Itu investasi yang saya targetkan dalam tiga sampai lima tahun ke depan," kata Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong, Senin (27/02).
Lembong menjelaskan, investasi itu akan diperuntukkan bagi berbagai sektor, yaitu pertambangan, wisata bahari, infrastruktur, prasarana air, dan ekonomi digital.
Sedangkan khusus di bidang perdagangan, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyatakan Indonesia mendapatkan akses untuk pasar herbisida dan pestisida. Nilai impor Australia untuk kedua jenis zat kimia pembasmi hama tersebut mencapai US$1,3-US$1,5 miliar.
Menurut Enggartiasto, dengan adanya akses masuk diharapkan nilai ekspor Indonesia untuk kedua jenis zat kimia pembasmi hama bisa meningkat. Sebab, selama ini ekspor terhambat oleh tarif. "Indonesia hanya bisa masuk dengan US$50 juta karena berbagai hambatan tarif," ujar Enggartiasto.
Kemudian dalam hal tarif bea masuk gula. Pemerintah Indonesia, akan menyamakan tarif bea masuk gula dari Australia dengan gula dari ASEAN. Kebijakan ini hanya pengalihan saja karena Indonesia masih mengimpor gula. "Tapi sekarang (impornya) sebagian dari Thailand, sebagian bisa juga dari Australia," kata Enggartiasto.
Enggartiasto beralasan cara ini dilakukan untuk menghindari ketergantungan impor raw sugar dari satu negara, yaitu Thailand. Dengan adanya dua pilihan negara pengekspor, Indonesia bisa membandingkan dan mendapatkan harga yang diharapkan.
Selain itu, kedua negara bersepakat dalam hal relaksasi impor sapi. Pemerintah, kata Enggartiasto, telah menetapkan relaksasi berat sapi dari 350 kilogram menjadi 440 kilogram.
Perubahan itu diklaim akan membuat harga sapi bakalan turun US$1 per kilogram. Setelah 4 bulan sapi menjalani proses penggemukan, harga daging sapi segar akan turun. "Di luar dari harga daging beku yang sekarang sudah ada dengan maksimum Rp80.000 per kilogram," pungkas Enggartiasto.
© Copyright 2024, All Rights Reserved