Pembangunan sekolah Badan Intelien Negara (BIN) di Nongsa Batam tidak akan dilanjutkan. Kepala BIN Syamsir Siregar memastikan hal itu. Pencanangan pembangunan pendidikan Intelijen itu sendiri dilakukan Kepala BIN di zaman Presiden Megawati Soekarno Putri pada tahun 2002, yakni Hendro Priyono. Namun, pembangunan itu baru tahap pondasi.
Syamsir tidak menjelaskan rinci alasan penghentian pembangunan itu. Namun ia berdalih sekolah BIN yang ada di sentul saat ini saja tidak berdaya optimal. "Meskipun sudah ada pondasinya, apakah Anda ingin sekolah di situ. Di Sentul tidak terurus, apalagi untuk membangun sekolah di Batam," katanya.
Syamsir juga membantah tudingan BIN telah menerima bantuan dana dari "Central Intelligence Agency" (CIA) untuk pembangunan sekolah BIN di Nongsa, Batam, beberapa tahun lalu. "Bohong itu, tidak pernah BIN menerima bantuan dari CIA untuk pembangunan sekolah BIN di Batam," kata Syamsir.
Sejak Minggu (26/6), Syamsir Siregar berada di Batam menyertai Presiden Yudhoyono menerima PM Lee Hsien Loong hingga menyambut kedatangan Perdana Menteri Australia John Howard.
Selain membantah BIN tidak pernah menerima bantuan dari CIA, ia juga menyayangkan beberapa negara seperti Amerika Serikat dan Australia terlalu berlebihan terhadap sosok tokoh Majelis Mujahiddin Indonesia Abubakar Ba`asyir.
"Di negara ini siapa pun yang melanggar pasti dihukum. Kalau mereka takut, berarti mereka itu bodoh," katanya sambil meninggalkan wartawan.
© Copyright 2024, All Rights Reserved