Hujan yang mengguyur Jakarta sejak Kamis pagi hingga sore, telah menyebabkan banjir di sejumlah wilayah. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyoroti, pembangunan yang kedap air, yang memperparah kondis banjir di Jakarta.
Kepala Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan hampir 85 persen curah hujan yang turun ke Jakarta dikonversi menjadi aliran permukaan. Salah satu penyebabnya, pembangunan yang masif namun kedap air.
Lewat akun twitternya, Kamis (15/02), Sutopo mengatakan, hanya 15 persen air hujan yang tertahan di tanah dan meresap ke dalamnya. Sutopo juga menyoroti kapasitas drainase dan sungai yang masih terbatas.
"Jakarta makin rentan banjir karena terkait dengan terbatasnya kawasan resapan air," kata Sutopo.
Seperti diketahui, hujan deras mengguyur wilayah Jakarta dan sekitarnya sejak Kamis pagi hingga sore hari telah menyebabkan genangan di sejumlah titik jalanan Jakarta. BNPB mencatat 100 RW terdampak banjir.
Untuk Jakarta Timur yang semula hanya tiga kawasan dan empat RW kini bertambah menjadi tujuh dengan 11 RW, yakni Jatinegara, Cakung Barat, Rawa Terate, dan Pulo Gebang.
Jakarta Pusat dari dua RW menjadi 9 dengan adanya tambahan wilayah banjir di Cempaka Putih Barat, Cempaka Putih Timur, Johar Baru, dan Kartini. Semetara di Jakarta Selatan total RW yang terdampak menjadi 56.
Di Jakarta Utara, dari 19 kini menjadi 24 RW dengan tambahan wilayah Kapuk Muara, Sungai Bambu, dan Sunter Jaya. Sedangkan Jakarta Barat juga mengalami penambahan wilayah, yakni Duri Kepa, Jelembar Baru, Jati Pulo, Kedoya Utara, Wijaya Kesuma, Cengkareng Barat, dan Duri Kosambi.
© Copyright 2024, All Rights Reserved