Dalam tempo 5 hari, akhirnya perampokan emas 13 Kg di Tol Jagorawi berasil diungkap Tim Reserse Jatanras Polda Metro Jaya. Pelaku ternyata komplotan oknum polisi yang bekerjasama dengan oknum TNI. Mobil pembawa emas CV BM itu dicegat komplotan itu di Tol Jagorawi.

Divisi Humas Mabes Polri, Sabtu (26/04), menyebutkan, perampokan itu terjadi pada Jumat 18 April siang. Oknum TNI yang mengawal mobil CV BM dan mengangkut emas itu, Serka A mengontak sejumlah oknum polisi, salah satunya Brigadir B. Oknum TNI tadi mengabarkan ada barang yang diantar hari itu.

Selanjutnya, mobil pembawa emas itu dibuntuti. Para pelaku ini sudah membuntuti mobil korban dari kantor CV BM di Kelapa Gading. Di Tol Jagorawi arah Bogor di Km 15 Cimanggis mobil dipepet dan kemudian diambil alih. Para pelaku membawa mobil dan korban ke Bogor. Setelah emas dikuras, korban dan mobil ditinggalkan di Sentul.

Polda Metro Jaya yang mendapat laporan segera bergerak. Tim Jatanras Polda Metro segera menyebar dan melakukan penyidikan. Pelaku terendus dan dilakukan penyergapan.

Penangkapan dilakukan pada Rabu (23/04) di Komplek Timah Kelapa Dua Blok DD No 18A RT 02/12 Kelurahan Tugu, Cimanggis, Depok, sekitar pukul 21.00 WIB. Para pelaku disergap tim reserse yang bersenjata lengkap. Di lokasi ditangkap seorang tersangka AS, warga sipil dan beberapa oknum polisi. Yakni Brigadir F, Brigadr J. Selain itu tim reserse Polda menyita senjata api jenis sigsauer, 1 airgun, dan juga ada alat sabu.

Kemudian Polda melakukan pengembangan. Sejumlah oknum polisi lainnya ternyata terlibat dalam kasus ini, mereka pun dicokok Tim Jatanras Polda. Para pelaku yakni Aipda D, Brigadir G, Bripda L, dan A seorang oknum TNI yang menjadi otak perampokan kini masih buron.

"Kami mengamankan uang tunai Rp100 juta serta ada senjata api dua pucuk dan air soft gun 1 pucuk," kata Kepala bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto, di Polda Metro Jaya, Sabtu (26/04).

Menurut Rikwanto, Polda masih menyelidiki oknum TNI yang terlibat. "Kami masih mencari dan belum tahun satuan mana."