Presiden Amerika Serikat Donald Trump memberhentikan Menteri Luar Negeri Rex Tillerson dan menggantikannya dengan Direktur CIA Mike Pompeo. Trump mengaku banyak berbeda pandangan dengan Tillerson soal kebijakan luar negeri AS.
“Dengan Mike Pompeo, kami memiliki cara berpikir yang mirip. Saya rasa itu akan berjalan dengan baik," kata Trump seperti dikutip dari BBC, di Gedung Putih, Selasa (13/03) waktu setempat.
Trump mengungkapkan alasannya memecat Tillerson. Salah satunya, soal kesepakatan nuklir dengan Iran. Seperti diketahui, Trump ingin AS keluar dari kesepakatan nuklir Iran yang ditandatangani pada 2014 saat era Barack Obama.
“Kami sebenarnya cukup akur, tapi tidak setuju satu hal. Ketika kamu melihat kesepakatan Iran, saya pikir itu mengerikan. Saya ingin memecahkan atau melakukan sesuatu, tapi dia (Tillerson) sedikit berbeda. Jadi, kami tidak benar-benar memikirkan hal sama," ujar Trump.
Pada 12 Mei mendatang, atau 2 bulan lagi, AS akan menyampaikan sikapnya soal kesepakatan nuklir Iran. Pemecatan Tillerson merupakan pertanda arah kebijakan Trump yang ingin lepas dari kesepakatan nuklir bernama Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) itu.
Kebijakan ini tentu punya dampak besar bagi diplomasi AS, karena kesepakatan nuklir tersebut juga diteken lima negara lain. Selain AS, JCPOA juga disepakati oleh Inggris, China, Prancis, Rusia, dan Jerman. Namun Trump yakin sikapnya itu akan didukung negara lain.
“Kami bekerja sama dengan sekutu dan partner untuk menentang rencana Iran membangun senjata nuklir serta menentang dukungannya terhadap teror di seluruh dunia,” kata Trump.
“Setiap kali kami pergi ke Timur Tengah, (masalahnya) Iran, Iran, dan Iran. Setiap masalah selalu Iran,” ujarnya, menambahkan.
Selain soal Iran, Trump juga berbeda pandangan soal Korea Utara dengan Tillerson. Terlebih setelah Korut menguji coba rudal balistiknya pada akhir November lalu.
Sedangkan Departemen Luar Negeri AS mengatakan, pihaknya belum mengetahui alasan pemecatan Tillerson. Bahkan Tillerson juga tidak berbicara kepada Presiden Trump jelang pemecatan itu terjadi.
© Copyright 2024, All Rights Reserved