PDIP resmi memecat Jokowi dan keluarganya dari keanggotaan mereka di partai tersebut. Pengamat politik Rocky Gerung menyebut pemecatan Jokowi adalah langkah tegas dan eksistensial dari PDIP.
"Dipecat artinya ada sesuatu yang buruk, ada hal yang dilanggar, dan tidak diterima sepenuhnya," ujar Rocky di kanal YouTubenya, dikutip Rabu (18/12/2024).
Menurut Rocky Gerung, pemecatan yang dilakukan PDIP terhadap Jokowi dan keluarganya adalah evaluasi moral dan etik sempurna yang dilakukan partai berlambang banteng moncong putih itu.
Rocky menyebut seandainya Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengetahui karakter Jokowi sejak awal, bisa jadi Megawati dan PDIP tidak akan meloloskannya sebagai calon pemimpin.
"Jokowi yang dipilih melalui sistem demokrasi selama 10 tahun, pada akhirnya dipecat oleh partainya sendiri," ujarnya menambahkan.
Di akhir kepemimpinannya, Jokowi menunjukkan sifat aslinya yang ambisius dan rakus kekuasaan, antara lain dengan upaya memperpanjang masa jabatan, serta memuluskan jalan bagi anaknya menjadi calon wakil presiden melalui manipulasi konstitusi.
"PDIP telah membuat filter berlapis, tetapi pada akhirnya Jokowi dinyatakan cacat konstitusi, cacat demokrasi, cacat moral, bahkan cacat psikologi," ujar Rocky.
Partai ini mungkin salah memilih Jokowi, tapi benar dalam mengambil keputusan untuk memecatnya. Pemecatan Jokowi membuka babak baru dalam dinamika politik nasional, serta menjadi pelajaran penting bagi partai-partai politik dalam memilih dan mengevaluasi kadernya.
"PDIP akan dicatat dalam sejarah sebagai partai yang salah dalam memilih orang tetapi benar dalam memecat presiden yang mereka pilih," kata Rocky.
Ia juga menegaskan, sikap PDIP mengambil risiko dengan memecat sosok yang dua kali terpilih sebagai presiden, menunjukkan bahwa loyalitas terhadap partai dan nilai-nilai yang dijunjung lebih diutamakan dibandingkan sekadar prestasi elektoral. []
© Copyright 2024, All Rights Reserved