Harga minyak dunia kembali turun pada Selasa (03/03) pagi), di tengah kekhawatiran baru tentang kian melimpahnya pasokan global. Pemulihan sebagian dalam produksi minyak mentah Libya turut menekan penurunan harga energi tersebut.
Kontrak pembelian minyak acuan Eropa, turun jauh menyusul lonjakan akhir pekan lalu. Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April, merosot 17 sen menjadi ditutup pada 49,59 US$ per barel di New York Mercantile Exchange. Patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman April turun tajam 3,04 US$ menjadi 59,54 US$ per barel di London.
Analis menilai, mulai pulihnya sebagian produksi minyak mentah Libya, menekan turun harga minyak. Pasar AS melihat beberapa kenaikan permintaan dari beroperasinya kembali pelayanan kilang-kilang yang berada di bawah pemeliharaan.
Saat ini, pasokan minyak dari Amerika Serikat dan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) terus meningkat. Untuk pekan yang berakhir 20 Februari, produksi minyak mentah AS mencapai 9,285 juta barel per hari, tingkat tertinggi sejak 1983, menurut Badan Informasi Energi AS (EIA), unit statistik Departemen Energi AS.
Stok minyak mentah AS meningkat 8,4 juta barel menjadi 434,1 juta barel, 71,7 juta barel lebih dari setahun sebelumnya dalam minggu itu. OPEC memutuskan untuk mempertahankan kuota produksi kolektif pada 30 juta barel per hari pada pertemuan 27 November tahun lalu di Wina.
Tidak ada tanda-tanda bahwa para produsen akan menurunkan produksinya dalam menanggapi kemerosotan harga. OPEC meningkatkan produksi menjadi 30,6 juta barel per hari pada Februari, menurut survei Bloomberg. Produksi minyak mentah Arab Saudi bertambah 130.000 barel menjadi 9,85 juta barel per hari.
Harga minyak mentah juga turun karena dolar AS menguat terhadap mata uang lainnya pada Senin. Sebuah penguatan greenback membuat minyak mentah yang dihargakan dalam dolar lebih mahal dan kurang menarik bagi pembeli yang memegang mata uang lainnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved