Wakil Presiden Jusuf Kalla ikut berkomentar terkait polemik yang muncul atas pernyataan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan tim advokasinya kepada Ketua Umum MUI Kiai Maruf Amin. JK mengatakan, Ahok kembali tersandung persoalan yang sama karena tidak hati-hati.
Berbicara kepada pers di kantor Wapres, Jakarta, Jumat (03/02), JK mengatakan, seorang pemimpin itu jangan terpaksa terlalu sering minta maaf. "Karena terlalu sering minta maaf berarti membikin kesalahan. Kenapa pemimpin membikin kesalahan yang sama? Dengan kejadian kemarin coba, sudah beberapa kali Ahok terpaksa minta maaf? Berarti dia tidak hati-hati, buat kesalahan," ujar JK
JK menyarankan agar Ahok menjaga sikap dan perilakunya. Kesalahan yang dibuat pimpinan, seperti kepala daerah, akan menjadi bumerang.
"Jadi jangan seperti itulah, pemimpin, kita ini minta maaf, pejabat publik ya mungkin minta maaf ke publik ya, mungkin berapa tahun sekali. Jangan setiap bulan minta maaf ke publik atas hal yang sama. Berarti hati-hatilah," ujar dia.
JK mengatakan, peristiwa dalam sidang Ahok, pada Selasa (31/01) itu, akan mempengaruhi pada posisi Ahok terkait pilkada DKI yang tengah diikutinya.
"Kalau soal pengadilan kemarin sebenarnya tidak ada hubungannya dengan kampanye karena masalahnya berbeda, cuma orangnya sama, Ahok. Kalau ini masalah hukum. Kalau kampanye masalah ya pilkada, politik. Tapi akan saling berpengaruh. Nah, kalau apa yang terjadi, masyarakat akan menilai apa yang dilakukan Ahok ini," terangnya.
Ahok sendiri telah meminta maaf kepada Kiai Maruf Amin atas sikapnya saat persidangan kasus dugaan penistaan agama. Ahok mengaku juga selalu menghormati Maruf sebagai seorang ulama dan sesepuh NU.
Permintaan maaf itu termuat dalam pernyataan tertulis dengan judul "Klarifikasi dan Permohonan Maaf Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) kepada KH Maruf Amin, Rais Aam PBNU".
© Copyright 2024, All Rights Reserved