Gejolak harga komoditas pangan hingga kini masih menjadi pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan. Salah satu komoditas yang harganya sulit dikendalikan adalah cabai rawit merah. Belakangan, lonjakannya begitu tinggi. Khusus pasar di wilayah Jakarta saja, harganya sudah mencapai Rp98.950 per kilogram (kg).
Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan, cabai adalah masalah klasik yang terjadi selama puluhan tahun. Harga cabai dipastikan naik setiap datang musim hujan. Persoalan bukan kerena produksinya yang berkurang, tapi karena cabai mudah membusuk, apabila panen saat musim penghujan.
"Jadi kenaikan harga cabai, khususnya cabai rawit yang harganya mencapai Rp100.000, bukanlah persoalan distribusi melainkan karena faktor cuaca. Namun saat ini kami sedang melakukan penyelesaian terhadap persoalan tersebut agar harga komoditas cabai tidak terus mengalami kenaikan," katanya kepada politikindonesia.com usai menandatangani Aksi Gerakan Pangan dengan Tim Penggerak PKK Pusat di Jakarta, Rabu (04/01).
Untuk meredam keresahan di masyatakat dengan tingginya harga cabai, Amran menghimbau, agar masyarakat bisa menanam cabai sendiri di pekarangan rumah. Selain itu, Amran juga menggandeng tim penggerak PKK di masing-masing wilayah seluruh Indonesia untuk mengkampanyekan tanam cabai di rumah.
"Bekerjasama dengan PKK ini adalah terobosan baru yang segera dilakukan tahun ini. Karena ibu-ibu di Indonesia jumlahnya sekitar 126 juta. Jumlah itu separuh dari penduduk Indonesia. Kalau setiap rumah bisa menanam 5 batang pohon cabai gerakan menanam cabai di rumah, maka selesailah persoalan cabai. Sehingga yang diproduksi petani bisa kita ekspor," tegasnya.
Dijelaskan, di bawah koordinasi Badan Ketahanan Pangan Pertanian kegiatan optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan melalui Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) tahun 2017 memang difokuskan pada gerakan tanam cabai nasional. Melalui pemberdayaan PKK akan dibagikan bibit cabai gratis kepada ibu-ibu di pedesaan dan perkotaan.
"Pada kegiatan saat ini, kami bagikan 10 juta bibit cabai untuk di tanam di pekarangan rumah tangga seluruh Indonesia. Sehingga masyarakat bisa mengoptimalkan lahan pekarangan rumah dengan memproduksi kebutuhan pangan, khususnya cabai di tingkat rumah tangga," papar Amran.
Menurutnya, pendekatan pengembangan optimalisasi pemanfaatan lahab pekarangan melalui KRPL dilakukan dengan mengembangkan pertanian berkelanjutan. Di antaranya dengan membangun kebun bibit desa dan mengutamakan sumber daya lokal yang disertai pemanfaatan pengetahuan lokal. Sehingga ketahanan pangan dan kelestarian alam bisa terjaga.
"KRPL merupakan sebuah konsep lingkungan perumahan penduduk yang secara bersama-sama mengusahakan pekarangannya secara intensif. Sehingga bisa dimanfaatkan sebagai sumber pangan secara berkelanjutan. Untuk gerakan menanam cabai nasional, kami tak hanya memberikan bantuan bibit tapi juga inovasi teknologi budidaya dan pelatihan pengolahan hasil agar cabai yang ditanam benar-benar berhasil seperti yang diharapkan," tutup Amran.
© Copyright 2024, All Rights Reserved