Mulai 1 Juli 2013, tarif KRL Commuter Line yang semula ditetapkan Rp3.000 untuk 5 stasiun pertama akan diturunkan menjadi Rp2.000 (5 stasiun pertama). Begitupula tarif progresif yang semula tiap 3 stasiun berikutnya dikenakan Rp1.000, akan diturunkan menjadi Rp500 tiap 3 stasiun berikut.
"Penurunannya memang cukup drastis. Tarif KRL Bogor-Jakarta yang biasanya Rp9.000 nanti pada 1 Juli ongkosnya tinggal Rp5.000," kata Manager Komunikasi Perusahaan PT KAI Commuter Jabodetabek Eva Chairunisa, Jumat (28/06).
Saat ini tarif KRL Commuter Line berlaku sistem flat. Artinya penumpang yang menempuh melewati belasan stasiun tarifnya sama dengan penumpang KRL yang hanya menempuh 1 stasiun. Begitu pula misalnya penumpang Bogor arah Jakarta yang melewati 24 stasiun akan dikenakan tarif yang sama dengan penumpang Bogor arah Manggarai yang melewati 17 stasiun.
Selanjutnya PT KCJ mengubah kebijakan ini dengan menerapkan tarif progresif yang memperhitungkan jumlah stasiun yang dilewati penumpang. Awalnya besaran tarif progresif ini adalah untuk lima stasiun pertama Rp3.000 dan untuk tiga stasiun selanjutnya dikenakan tarif Rp1.000. "Tapi ternyata ada Public Service Obligation (PSO) sehingga tarifnya turun lagi," kata Eva.
Menurut Eva, dengan adanya PSO tersebut, tarif KRL Commuter Line mengalami penurunan. Untuk lima stasiun pertama yang awalnya Rp3.000 menjadi Rp2.000 dan untuk tiga stasiun selanjutnya yang awalnya Rp1.000 menjadi Rp500.
Dengan adanya penurunan ini diprediksi akan membuat peminat warga untuk menaiki KRL akan semakin meningkat. “Untuk itu PT KCJ akan secara berkala melakukan penambahan kereta untuk meningkatkan pelayanan. Kami akan datangkan KRL yang baru untuk meningkatkan pelayanan," kata Eva.
Selain itu PT KCJ juga akan memperbaiki sistem gate tiket elektronik yang sudah mulai diberlakukan di stasiun-stasiun KRL. "Untuk sistem gate terus kami sempurnakan sehingga tidak ada masalah lagi," pungkas Eva.
© Copyright 2024, All Rights Reserved