Gempa berkekuatan 7,2 Skala Richter (SR) melanda kawasan Mentawai, Sumatera Barat Senin (25/10) sekitar pukul 21.40 WIB. Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sempat memperingatkan gempa yang cukup kuat ini berpotensi menimbulkan gelombang tsunami. Satu jam kemudian, peringatan tsunami dicabut.
Dari data BMKG disebutkan mencatat, gempa terjadi di 3,61 Lintang Selatan dan 99.93 Bujur Timur. Pusat gempa tersebut berada pada 78 kilometer (km) barat Kecamatan Pagai Selatan, Kabupaten Mentawai, Sumatera Barat, dengan kedalaman 10 km.
Warga Kota Padang yang merasakan guncangan gempa selama lima menit ini sempat panik. Beberapa warga Kota Padang berhamburan keluar rumah. Apalagi saat gempa terjadi, Kota Padang tengah diguyur hujan lebat.
Tak lama setelah gempa, Walikota Padang Fauzi Bahar mengumumkan di radio setempat, agar warga dalam kurun 30 menit sejak gempa menjauh dari pantai. Peringatan ini membuat ribuan warga Kota Padang mulai mencari pengungsian. Jalan-jalan menuju kawasan yang lebih tinggi penuh sesak dengan warga.
Warga mencoba pergi ke arah kampus Universitas Andalas di kawasan Limau Manis, Padang, yang berada di ketinggian di atas 100 meter. Warga juga ada yang pergi menuju kawasan Balimbiang, yang lebih jauh ke pedalaman.
Beberapa jalan utama di Kota Padang penuh oleh arus warga yang mencoba mencari tempat lebih tinggi. Suasana menjadi lebih menyedihkan karena hujan juga turun pada saat bersamaan.
Beruntung, tak lama kemudian, BMKG mencabut peringatan tsunami tersebut. Warga diminta untuk tenang dan tidak usah khawatir. “Istilahnya peringatan gelombang tsunami dinyatakan sudah berakhir," ujar Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Moch Riyadi, Senin malam (25/10).
Menurut Riyadi, gempa ini terasa hingga daerah Bengkulu, Padang dan daerah Mentawai Selatan. Warga di kawasan itu biasanya merasakan getaran yang tidak terlalu kuat. "Biasanya kayak kalau ada truk yang lewat," ujar Riyadi.
© Copyright 2024, All Rights Reserved