Ada pihak yang sengaja memainkan harga beras dengan cara tidak benar dengan tujuan ingin mendapat keuntungan sebesar-besarnya. Para pihak itu adalah pedagang perantara atau middle men yang selalu mencari kesempatan menyimpan dan melepas beras ke pasar di saat situasi perberasan sedang sulit.
Sinyalemen itu diungkapkan Menteri Pertanian Amran Sulaiman kepada pers di Cilacap, Jawa Tengah, Senin (29/02) usai melakukan panen raya padi serentak di 7 provinsi.
Dikatakan Amran, para pedagang perantara tersebut tak memiliki niat baik dalam upaya menstabilkan harga beras karena hanya mau melepas di saat harga kebutuhan pokok itu mengalami kenaikan. “Tapi di saat harga beras stabil dalam posisi tak terlalu tinggi, mereka justru melepas ke pasar," katanya.
Amran mempertanyakan niat baik mereka dalam menjaga kebutuhan beras serta harga dalam posisi tak terlalu tinggi. "Mereka itu hanya mau ambil keuntungan saja di saat masyarakat membeli beras dengan harga tinggi," katanya.
Kondisi yang terjadi saat ini diindikasikan adanya pemasukan beras secara besar-besaran di sentra pasar beras. Ini mengakibatkan stok beras di pasar melimpah.
Harga beras minggu pertama Februari Rp13.344 per kilogram dan di minggu kedua turun menjadi Rp7.500-Rp10.000 per kilogram.
"Ini anomali yang tak pernah terjadi dalam 5 sampai 10 tahun. Ini juga menunjukkan kalau produksi beras nasional meningkat," kata Amran.
Mentan menegaskan, dirinya tidak akan menyerah menghadapi para middle men dan mafia pangan yang selama ini justru merusak tatanan pertanian.
"Kita ubah pola tanam sehingga tak ada lahan tidur, karena begitu panen selesai dimulai lagi musim tanam. Ini mengakibatkan produksi padi akan berlanjut terus sehingga tak ada kelangkaan beras," katanya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved