Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, Indonesia masih menjadi negara tujuan utama bagi para investor skala global untuk perluasan usaha di sektor industri.
Sepanjang 2014-2023, realisasi investasi di sektor industri pengolahan nonmigas cenderung fluktuatif dengan tren peningkatan.
"Artinya, para investor masih melihat Indonesia sebagai lokasi yang sangat menarik dan menguntungkan untuk bisnisnya,” kata Agus Gumiwang Kartasasmita, Jumat (16/2/2024).
Menurut Agus, adanya peningkatan realisasi investasi ini juga karena didukung berbagai kebijakan strategis pemerintah. Yakni kebijakan yang probisnis melalui pemberian kemudahan izin dan fasilitas insentif.
Dibandingkan dengan kondisi tahun 2014 dengan 2023, terlihat lonjakan tajam pada nilai investasi sektor industri pengolahan nonmigas, yaitu dari Rp186,79 triliun (tahun 2014) naik menjadi Rp565,25 triliun (2023).
“Secara kumulatif, realisasi investasi di sektor industri pengolahan nonmigas selama 10 tahun (periode 2014-2023) sebesar Rp3.031,85 triliun,” ungkap Agus.
Menurut Agus, meskipun dalam kondisi pandemi Covid-19, para investor masih memiliki kepercayaan yang tinggi untuk merealisasikan investasinya di Indonesia.
Terbukti, pada tahun 2019 sampai 2023, nilai investasi di sektor industri manufaktur juga mengalami peningkatan yang signifikan.
“Investasi di sektor industri pada tahun 2019 sebesar Rp213,44 triliun, naik menjadi Rp259,28 triliun di tahun 2020, naik lagi sebesar Rp307,58 triliun di tahun 2022, dan melonjak hingga Rp457,60 pada triliun tahun 2022,” jelas Agus.
Kemudian ditinjau dari sisi pertumbuhannya, selama periode 2014-2023, yang mengalami kenaikan secara meroket adalah dari tahun 2021 ke 2023 mencapai 48,77%.
Lalu disusul pada tahun 2015-2016, yang tumbuh hingga 39,18%, dan tahun 2014-2015 melesat sebesar 24,22%.
Agus optimistis, peningkatan investasi di sektor industri manufaktur memiliki korelasi dengan kebijakan pemerintah dalam memacu hilirisasi sumber daya alam, khususnya sektor pertambangan.
Artinya, kata Agus, pemerintah sangat konsisten sekali bahwa realisasi investasi tidak hanya didorong oleh sektor jasa, tetapi juga karena prospek membangun industri hilirnya. "Sehingga dapat memperdalam struktur manufaktur kita agar bisa lebih berdaya saing,” pungkas dia. []
© Copyright 2024, All Rights Reserved