Tim Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memanggil untuk minta keterangan dari Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai Juanda, Himawan Indarjono.
Himawan diperiksa dalam kasus dugaan korupsi berupa pemerasan, suap, dan gratifikasi yang melibatkan Bupati nonaktif Sidoarjo, Ahmad Muhdlor Ali (AMA) alias Gus Muhdlor.
Juru Bicara KPK, Tessa Mahardika Sugiarto, mengatakan, hari ini Tim Penyidik KPK memanggil 2 orang sebagai saksi untuk tersangka Gus Muhdlor.
"Pemeriksaan dilakukan di Gedung KPK Merah Putih," kata Tessa Mahardola Sugiarto kepada wartawan, Kamis (29/8/2024) siang.
Dua orang saksi yang dipanggil, yakni HMI (Himawan Indarjono) selaku Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai Juanda, dan HRY (Hariyono) selaku ASN Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidoarjo.
Sebelumnya, Selasa (7/5/2024), KPK resmi menahan Gus Muhdlor sebagai tersangka ketiga. Sebelumnya, KPK sudah menahan dua orang tersangka, yakni Ari Suryono (AS) selaku Kepala BPPD Pemkab Sidoarjo, dan Siska Wati (SW) selaku Kasubag Umum BPPD Pemkab Sidoarjo yang ditangkap karena terjaring tangkap tangan.
Gus Muhdlor memiliki kewenangan mengatur penghargaan atas kinerja tertentu dalam melaksanakan pemungutan pajak dan retribusi di lingkungan Pemkab Sidoarjo.
Gus Muhdlor membuat aturan dalam bentuk Keputusan Bupati untuk 4 triwulan dalam tahun anggaran 2023 yang dijadikan sebagai dasar pencairan dana insentif pajak daerah bagi pegawai di lingkungan BPPD Pemkab Sidoarjo.
Atas dasar keputusan tersebut, Ari Suryono memerintahkan dan menugaskan Siska Wati untuk menghitung besaran dana insentif yang diterima para pegawai BPPD, sekaligus besaran potongan dari dana insentif tersebut yang kemudian diperuntukkan untuk kebutuhan Ari Suryono dan lebih dominan peruntukan uangnya bagi Gus Muhdlor.
Besaran potongan yaitu 10%-30% sesuai dengan besaran insentif yang diterima.
Proses penerimaan uang oleh Gus Muhdlor, penyerahannya dilakukan langsung Siska Wati sebagaimana perintah Ari Suryono dalam bentuk uang tunai. Di antaranya diserahkan ke supir Gus Muhdlor.
Sepanjang 2023, Siska Wati mampu mengumpulkan potongan dan penerimaan dana insentif dari para ASN sekitar Rp2,7 miliar. []
© Copyright 2024, All Rights Reserved