Induk dan benih unggul merupakan kebutuhan utama dalam proses produksi perikanan budidaya. Atas alasan itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus berupaya meningkatkan perbenihan perikanan di Indonesia dengan melakukan revitalisasi dan industrialisasi.
Direktur Perbenihan Perikanan Ditjen Perikanan Budidaya KKP, Djumbuh Rukmono mengatakan, ketersediaan induk dan benih unggul perlu mendapat perhatian khusus untuk pemenuhan usaha budidaya ikan menuju era industrialisasi perikanan budidaya. Upaya ini bukan hanya menjadi tugas pemerintah tapi perlu adanya sinergi dan kerjasama dengan semua pemangku kepentingan yang terlibat dalam sub-sektor perbenihan perikanan.
"Untuk menyebarluaskan atau mendistribusikan benih unggul secara merata maka dikembangkan kawasan perbenihan baik payau/laut maupun air tawar," katanya kepada politikindonesia.com usai diskusi bertema "Memacu Produksi Perbenihan Perikanan Nasional, Dalam Mendukung Program Industrialisasi Perikanan Budidaya Berbasis Blue Economy," di Kantor KKP, Jakarta, Jumat (09/05).
Menurutnya, gerakan penggunaan induk unggul (Gaul) perlu digalakkan untuk mengembangkan usaha budidaya udang yang berkelanjutan. Selain itu, masyarakat pembenih perikanan juga harus diberikan pemahaman bahwa penggunaan induk unggul mutlak dilakukan untuk menghasilkan benih berkualitas.
"Sehubungan dengan itu, kami terus berusaha memenuhi kebutuhan induk unggul ini melalui broodstock-broodstock center yang sudah ada dan dibantu oleh balai-balai benih yang tergabung dalam Jejaring Perbenihan Perikanan Nasional. Namun, untuk memproduksi benih ikan unggul dalam jumlah besar tetap diperlukan industri perbenihan," ujarnya.
Sedangkan untuk mendukung industri perbenihan, lanjutnya, diperkukan revolusi perbenihan. Dalam hal ini, Gaul akan mendukung revolusi perbenihan ini agar penggunaan induk ikan unggul membumi dan menjadi kebutuhan masyarakat pembudidaya.
"Untuk menjaga benih yang tersedia tetep terjaga dari serangan penyakit, tetap perlu dilakukan vaksinasi baik kepada induk maupun langsung kepada benih. Jadi gaul yang disebarkan kepada masyarakat harus juga diikuti dengan Gerakan Vaksinasi Ikan (Gervikan). Karena pencegahan penyakit lebih mudah apabila dilakukan vaksinasi mulai dari induk," papar Djumbuh.
Dijelaskan, untuk menunjang dan mendukung keberhasilan industrialisasi perikanan budidaya, diperlukan induk dan benih unggul dalam jumlah yang memadai dan berkesinambungan. Oleh sebab itu, pihaknya akan melakukan percepatan di bidang perbenihan termasuk broodstock center dan UPT dengan revitalisasi dan modernisasi.
"Revitalisasi meliputi kerjasama dengan unit perbenihan besar dan perbenihan kecil. Meningkatkan perbenihan dilakukan dengan berbagai strategi dan cara diantaranya adalah pembangunan dan pengembangan Broodstock centre di beberapa wilayah," ucapnya.
Diprediksi kebutuhan benih untuk 2 tahun kedepan akan lebih besar ketimbang 2014. Tahun ini kebutuhan benih udang mencapai 30-40 miliar ekor udang. Kebutuhan benih untuk rumput laut mencapai 1 juta ton. Komoditas untuk benih yang terus ditingkatkan adalah lele, nila, udang, gurame, udang vaname dan kerapu serta rumput laut. Kebutuhan benih diperkirakan meningkat hingga 30 persen.
"Jadi ini perbenihan harus bekerja keras. Soal kesiapan Indonesia dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN, karena dipastikan sektor perbenihan Indonesia lebih unggul ketimbang negara ASEAN lainnya. Indonesia saat ini memiliki 16 unit broodstock," tegasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved