Polri berjanji kaan menyelidiki secara tuntas bentrokan warga yang terjadi di kota Sorong, Papua Barat, Senin (21/04) kemarin. Saat ini, polisi tengah memburu provokator pemicu kerusuhan yang melukai 2 warga sipil dan seorang personel TNI itu.
“Orangnya sudah kami ketahui dan sekarang dalam pengejaran," ujar Kapolri Jenderal Sutarman, kepada pers di Cikarang Utara, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (22/04).
Sutarman mengatakan, pihak keamanan telah menemui kelompok yang bertikai untuk mencegah bentrokan terulang. “Tadi pagi kami kumpulkan dari forum antar umat beragama di sana, karena ada provokator. Data sudah lengkap, semua disampaikan hari ini. Mudah-mudahan bisa kami selesaikan," tandas dia.
Penyebab bentrokan adalah insiden Jumat subuh (18/04), saat sekelompok pemuda mabuk meminta uang kepada seseorang. Enggan memberikan uang, pelaku kemudian mengeroyok korban. Kejadian serupa kembali terjadi Senin kemarin. Pelaku kembali meminta uang terhadap seseorang yang dikenal sebagai tokoh masyarakat. Pengeroyokan terjadi lagi karena korban menolak permintaan.
Peristiwa itu memicu kemarahan sekelompok warga. Massa menyerang kelompok pemabuk itu dan akhirnya target mengarah kepada warga dari kelompok tertentu.
Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Christian Zebua, meminta masyarakat di Sorong, untuk tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu menyesatkan yang sengaja diembuskan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab untuk memecah belah persatuan dan kesatuan.
“Masyarakat jangan terprovokasi, masalah di Sorong bukan masalah agama atau suku, tetapi oknum mabuk yang memukul warga yang kebetulan pulang dari masjid," ujar dia kepada pers, di Sentani, Selasa (22/04).
Ia menjelaskan, kasus di Sorong adalah murni kriminal sehingga masyarakat jangan ikut terprovokasi, justru masyarakat harus ikut serta mengamankan situasi. “Saya sempat menerima SMS yang isinya sangat memprovokasi dan hal itu adalah bohong," tegasnya.
Pangdam XVII mengharapkan, agar kejadian-kejadian ini tidak dikaitkan-kaitkan dengan agenda Sail Indonesia yang akan berlangsung di Raja Ampat pada Juni mendatang. Saat ini pihak kepolisian sedang melakukan upaya untuk menormalkan kembali situasi.
© Copyright 2024, All Rights Reserved