Legenda musik Indonesia Iwan Fals mengunjungi Situs Megalitikum Gunung Padang di Dusun Cempaka, Desa Karya Mukti, Cianjur, Jawa Barat. Iwan bahkan sempat berfoto bersama juru pelihara dan warga Gunung Padang dan mengupload fotonya tersebut ke twitter.
Belum diketahui, maksud kunjungan Iwan ke Gunung Padang, Senin (21/04) kemarin itu. Apakah sekedar berwisata atau penjajakan untuk pembuatan salah satu video clip-nya tentang sejarah Indonesia.
Juru Pelihara Gunung Padang, Nanang, mengatakan, Iwan Fals datang ke Gunung Padang sekitar pukul 17.30 WIB ditemani 2 orang rekannya. Setelah berbincang-bincang dengan warga Iwan Fals ditemani Pak Nanang langsung naik ke Gunung Padang.
“Saya sangat bangga atas kehadiran Iwan Fals ke Gunung Pandang. Semoga kedepannya Gunung Padang semakin ramai dikunjungi wisatawan,” ujar Nanang.
Sekitar pukul 8 malam Iwan Fals dan tim beranjak dari Gunung Padang kembali ke Jakarta. Sebelumnya, Iwan Fals menyempatkan diri foto bersama para juru pelihara Gunung Padang dan menguploadnya di akun twitternya.
Seperti diketahui, sejak Januari tahun 2013, Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM), yang diinisiasi Staf Presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana, Andi Arief, sudah meneliti lebih lanjut situs megalitikum terbesar di asia tenggara ini.
Dari penelitian yang dipimpin oleh peneliti LIPI Dr. Danny Hilman Natawidjaja itu, ditemukan bahwa ada struktur geologi tak alamiah di bawah situs ini, dengan hipotesis teknologi canggih zaman purba. Sementara Dr. Ali Akbar, yang merupakan arkeolog, menemukan bukti yang mengkonfirmasi hipotesa tim bahwa di bawah tanah Gunung Padang ada struktur bangunan, yang besar buatan manusia. Struktur bangunan ini disusun batu kolom andesit.
Pada 25 Februari lalu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga mengunjungi situs Gunung Padang. SBY meyakini, situs Gunung Padang akan menjadi salah satu ikon sejarah, heritage, dan wisata terkenal di Tanah Air.
SBY menegaskan, ia akan mengambil suatu posisi, keputusan, yang menjadi kebijakan untuk penelitian dan nantinya pemugaran situs Gunung Padang itu, agar bisa dilaksanakan secara tuntas.
Negara memiliki kewajiban untuk menuntaskan penelitian dan dilanjutkan dengan pemugaran situs purba Gunung Padang itu. Yang perlu dilakukan adalah pengorganisasian kemudian penetapan area penelitian dan pemugaran, pembagian tugas dan tanggung jawab, anggaran dan logistik yang diperlukan, proteksi atau pengamanan ketika penelitian atau pemugaran dilaksanakan, dan berbagai hal.
Untuk itu, Presiden SBY mengingatkan, perlunya kita memiliki terlebih dahulu rencana, kebijakan, dan konsep, yang tertuang dalam blue print, road map, dan rencana aksi.
“Ini tentu suatu yang luar biasa di mata mereka. Saya berprinsip dan berpendapat kita buat dulu cetak biru. Kemudian, kalau mereka ingin datang, menyaksikan atau apapun, semua itu setelah kita punya blue print dan rencana aksi," ujar SBY.
© Copyright 2024, All Rights Reserved