Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw menginstruksikan kepada seluruh anggotanya untuk fokus menangkap pimpinan kelompok sipil bersenjata Lekagak Telenggen dan anggotanya, hidup atau mati. Kelompok ini ditengarai sebagai pelaku penembakan terhadap 4 pekerja PT Modern yang sedang mengerjakan proyek Jalan di Sinay, Papua.
Pernyataan itu diungkapkan oleh Kapolda Papua, usai melakukan pertemuan dengan rombongan Komnas HAM, di markas besar Polda Papua, pada Kamis (17/03) malam. "Kepada seluruh anggota Polda Papua fokus pada pengejaran dan penangkapan pimpinan kelompok kriminal bersenjata di wilayah Kabupaten Puncak, Lekagak Telenggeng beserta kelompoknya baik hidup atau mati," katanya.
Dalam memburu kelompok sipil bersenjata itu, Polda Papua mendapat dukungan penuh dari Komnas HAM. Komnas HAM menyebut, aksi penembakan dan kekerasan yang dilakukan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Distrik Sinak, Puncak, Papua itu sama dengan aksi teroris.
“Tindakan penembakan yang dilakukan KKB itu pelanggaran HAM dan merupakan teror terhadap rakyat yang menimbulkan rasa tak aman kepada warga setempat," ujar Komisioner Komnas HAM RI, Sianee Indriani.
Pihaknya mengecam tindakan tersebut dan menilai tindakan itu telah melanggaran HAM. "Kami mengecam aksi kekerasan yang menimbulkan korban jiwa. Ini merupakan teror kepada masyarakat," uajrnya.
Komnas HAM mendesak kepada semua pihak terutama aparat keamanan di Papua agar kejadian serupa tidak lagi terjadi. Terkait dengan operasi pengejaran para pelaku penembakan terhadap 4 warga sipil itu, Komnas HAM mendukung pihak kepolisian, namun pihaknya meminta agar dalam operasi itu aparat keamanan tidak melakukan pelanggaran HAM.
"Kami mengingatkan kepada aparat gabungan yang melakukan pengejaran kepada pelaku, tetap mengedepankan aspek hukum dan HAM. Jangan membias dan tetap pada target utama. Jika memang dalam pengejaran bisa dilakukan dengan cara persuasif, maka hal tersebut yang harus diutamakan," ujar dia.
© Copyright 2024, All Rights Reserved