Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu memutuskan untuk membubarkan Kabinet Perang menyusul pengunduran diri pemimpin oposisi Benny Gantz.
Seorang pejabat yang enggan disebutkan namanya kepada AFP, menyebutkan, langkah tersebut dimaksudkan untuk melawan tekanan dari politisi sayap kanan yang menginginkan suara lebih besar dalam pengambilan keputusan.
Sebelumnya, Kabinet Perang dibentuk setelah Gantz meninggalkan oposisi untuk bergabung dengan pemerintahan Netanyahu.
Selain Gantz, anggota partai lain, yakni Gadi Eisenkot, juga sepakat untuk bergabung dengan syarat Kabinet Perang dibentuk. Menteri Pertahanan Yoav Gallant hingga politikus Ron Dermer juga bergabung dalam kabinet itu.
Gantz mengundurkan diri pada 9 Juni 2024 setelah gagal membuat Netanyahu menyetujui rencana pascaperang di Gaza.
Alasannya, Gantz menilai Netanyahu gagal dalam menyusun strategi konflik di Gaza dan pemerintahan Jalur Gaza di masa depan.
Langkah Gantz diikuti Gadi Eisenkot yang juga mengundurkan diri dari Kabinet Perang.
Pengunduran diri kedua mantan panglima militer ini dari pemerintahan Netanyahumembuat Kabinet Perang tidak diperlukan lagi.
Pengunduran diri Gantz memicu seruan dari anggota sayap kanan koalisi pemerintahan Netanyahu, Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, dan Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir, untuk bergabung dalam Kabinet Perang.
Dikutip dari CNN, dengan pembubaran kabinet itu, maka Netanyahu mungkin bisa terhindar dari keharusan menyetujui seruan Ben-Gvir untuk bergabung, yang bisa semakin memperburuk hubungan Israel dengan Amerika Serikat (AS). Juga bisa membuat marah koalisi sayap sayap Netanyahu yang lebih ekstrem. []
© Copyright 2024, All Rights Reserved