Pasca eksekusi tiga terpidana mati yakni Fabianus Tibo, Marinus Riwu, dan Dominggus da Silva ternyata berdampak luas bagi situasi ketertiban dan keamanan di Nusa Tenggara Timur. Penegakan hukum yang dilakukan aparat kepolisian tersebut telah mengakibatkan amuk massa di beberapa tempat.
Kerusuhan tersebut tersebut membuat suasana mencekam di Atambua dan Maumere, NTT. Massa yang brutal merusak sejumlah bangunan dan fasilitas umum baik milik pemerintah maupun swasta. Bahkan kerusuhan tersebut sempat membuat lumpuhnya jalur transportasi diwilayah tersebut. Rawannya situasi membuat suasana menjadi mencekam. Aparat keamanan pun terpaksa memberlakukan jam malam untuk mengendalikan situasi.
Saya tidak menyangka, penegakan hukum terhadap ketiga terpidana mati tersebut akan berdampak sedemikian hebat bagi warga NTT. Terus terang, saya pun tidak mengenal siapa sebenarnya Tibo CS tersebut. Bagaimana sepak terjangnya serta latar belakang kehidupan mereka sebelumnya. Pasalnya, belum ada satu media atau surat kabar pun yang mengulas jelas tentang kehidupan ketiga pelaku terjadinya perpecahan di Poso. Publikasi terhadap alm Tibo Cs tidak segamblang cerita tentang para tokoh dan dalang teroris yang diulas secara terbuka di semua media.
Namun, implikasi yang terjadi akibat eksekusi tersebut menimbulkan tanda tanya besar tentang siapa Tibo Cs sebenarnya. Tidak mustahil pula jika ada oknum atau kelompok tertentu yang ikut bermain dengan isu ini. Seperti yang pernah dilontar pihak berwenang, ada indikasi bermainnya kelompok yang ingin membenturkan massa dengan pemerintah (aparat keamanan). Tampaknya, kelompok ini berupaya ”memancing” di air keruh dengan cara menghasut dan mengkaitkan penghukuman terhadap terpidana kerusuhan dengan sentimen berbau SARA.
Sangat disayangkan, sebagian masyarakat terpengaruh dengan provokasi seperti ini. Padahal jika kita berpikir jernih, eksekusi terhadap tiga pelaku kerusuhan tersebut adalah bentuk dari sebuah proses hukum yang dijalankan. Bukankah negara kita ini adalah negara hukum. Setiap orang yang bersalah maka harus menerima konsekwensi hukum dari peraturan yang berlaku.
Tibo Cs adalah orang yang divonis oleh pengadilan sebagai pelaku kerusuhan Poso yang telah melakukan perbuatan tidak manusiawi dan mengabaikan hak hidup manusia sebagai insan hamba Tuhan dengan membantai ratusan orang.
Sangat tidak pantas, jika orang seperti ini dielu-elukan bagaikan dewa, bahkan menimbulkan sejumlah orang nekat yang melakukan kerusuhan yang berujung anarkis. Berfikiir logis dan bertanggungjawab merupakan benteng agar damai dan kesejukan bermasyarakat tetap terjaga, serta tidak terjadi salah tafsir.
Eksekusi Tibo Cs tersebut bukanlah sebuah ”Penghakiman terhadap suatu kebenaran agama” tetapi nurani suatu vonis hukum terhadap orang yang bersalah dan telah membahayakan masyarakat luas.
Memecah belah bangsa dengan cara apapun, adalah perbuatan yang tidak terpuji serta tidak bertanggung jawab. Sesungguhnya tidak ada yang menginginkan permusuhan dan perpecahan serta di antara perbedaan yang mempunyai pikiran mendalam yaitu berpikirlah positif terhadap sesamanya, alam dan pencipta-Nya. Mari kita tumbuhkan kecintaan terhadap tanah air dan bangsa di atas kepentingan golongan ataupun pribadi sehingga tercipta kedamaian di dalam hidup. Sekali lagi, eksekusi Tibo Cs tersebut adalah bentuk penegakan hukum. Jangan dikaitkan dengan agama.
© Copyright 2024, All Rights Reserved