Mantan Ketua Dewan Pertimbangan Agung (DPA) Achmad Arnold Baramuli, sekitar pukul 21.30 WIB meninggal dunia di kediaman di Jalan Imam Bonjol No.51, Jakarta Pusat, Rabu malam, setelah mengalami sakit selama beberapa waktu.

Pria kelahiran Pinrang, Sulawesi Selatan pada 20 Juli 1930, dimakamkan Kamis (12/10) di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Upacara pemakaman dipimpin Wakil Presiden Jusuf Kalla yang bertindak sebagai Inspektur Upacara.

Tampak hadir dalam upacara tersebut mantan Presiden BJ Habibie, Menkum HAM Hamid Awaluddin, mantan Jaksa Agung Andi M Ghalib, Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddiqie, Wakil Ketua MPR, AM Fatwa.

Hadir pula mantan anggota DPA Ny H A Sulasikin Moerpratomo, Sekjen Dephan Letjen Sjafrie Sjamsoeddin, Wakil Ketua DPD Sarwono Kusumaatmadja, Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, pengusaha Abdul Latief, serta sejumlah politisi Partai Golkar.

Dalam sambutannya Wapres Jusuf Kalla menyatakan kepergian almarhum menimbulkan rasa duka mendalam bagi bangsa, karena telah kehilangan seorang putra bangsa terbaiknya yang selalu berpegang teguh pada prinsip perjuangan, setia pada bangsa, serta bekerja keras dalam mengemban tugas-tugasnya.

Karena itu, Wapres mengajak masyarakat dan bangsa untuk meneladani sikap dan apa yang telah dilakukan almarhum semasa hidupnya dalam mengemban tugas dengan penuh semangat dan keikhlasan.

"Upacara ini dilaksanakan sebagai penghormatan pemerintah atas jasa-jasa dan pengabdiannya kepada bangsa semasa hidupnya. Semoga almarhum mendapat tempat yang layak di sisi-Nya," kata Wapres.

Sementara itu, mantan Presiden Habibie yang mewakili keluarga almarhum meminta kepada semua pihak agar sudi memaafkan kesalahan almarhum semasa hidupnya, baik yang disengaja ataupun tidak disengaja.

Politisi Partai Golkar tersebut meninggalkan seorang istri, Prof Dr Albertina Kaunang, dan empat anak. Beliau semasa hidupnya terkenal dengan pernyataannya yang suka ceplas-ceplos atau terbuka.

Baramulli menamatkan pendidikan S-1 di Fakultas Hukum dan Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan UI (1955), ia kemudian melanjutkan studinya pada 1957-1959 di Intelligence Course di Singapura, dan Lemhanas pada 1981-1982. Pada tahun 1986, AA Baramulli meraih gelar Doktor Honoris Causa dari Lincoln University, San Fransisco, AS.

Karir politik Baramuli dibangun melalui jalur birokrasi. Pada 1960 dalam usia muda (29 tahun) menjadi gubernur, ia disokong Presiden Soekarno dan ia diplot sebagai Kepala Daerah Sulawesi Utara-Tengah.