Inilah pesan Presiden ketika memberikan sambutan pada rapat kerja Forum Kerja Sama Antarpemerintah Daerah Provinsi Kepulauan tahun 2006 di Nirwana Gardens Lagoi di Pulau Bintan, Kepulauan Riau, Selasa (5/9).
Presiden mengajak pimpinan daerah dan bangsa membuktikan Indonesia dapat menjadi tempat terbaik bagi investasi asing. "Mari kita buktikan Indonesia menjadi tempat yang terbaik bagi para investor untuk menanamkan modalnya," kata Presiden.
Turut menyertai Presiden di antaranya Menko Perekonomian Boediono, Menko Polhukam Widodo AS, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, Menteri Perindustrian Fahmi Idris, serta Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Erman Suparno.
Jika memang Indonesia mau menjalankan reformasi di segala bidang, lakukan dengan baik dan benar. Juga dalam hal pemberantasan korupsi secara menyeluruh dan maksimal, laksanakan dengan baik dan benar agar investor semakin bergairah menanamkan investasinya.
Presiden mengingatkan, jangan dikira modal masuk ke suatu negara tanpa kerja keras. Ia mencontohkan, betapa Presiden Rusia, Presiden Vietnam, dan pemimpin negara lain bekerja keras dalam membuat negaranya atraktif bagi pemilik modal.
Para pemimpin daerah pun, kata Presiden, harus bekerja keras agar daerahnya bisa diminati investor untuk menanamkan modalnya. Presiden juga menyebut beberapa pemimpin daerah yang dinilainya telah bekerja keras untuk mendatangkan investasi.
"Sediakan peluang agar kehadiran investasi dapat meningkatkan pertumbuhan (ekonomi) di daerah dan menyejahterakan rakyat," ujar Presiden.
Dalam kesempatan itu, Presiden juga mengingatkan pentingnya mengambil pengalaman negara lain. "Kita harus introspeksi apa yang telah kita lakukan selama ini," ujarnya.
Perkembangan aliran investasi ke Indonesia kontras dengan aliran serupa ke ASEAN. Sebelum krisis ekonomi, aliran investasi asing langsung ({foreign direct investment}/FDI) ke ASEAN mencapai puncaknya sebelum krisis dengan pemasukan 34 miliar dollar AS.
Pada tahun 2005, aliran FDI ke ASEAN sudah melebihi angka puncak sebelum krisis, yakni 38 miliar dollar AS. Vietnam, Malaysia, Thailand, dan Singapura adalah tujuan utama FDI ke ASEAN itu.
Dalam Lampiran Jawaban Pemerintah terhadap Pemandangan Umum DPR tentang Nota Keuangan dan RAPBN 2007 yang dibacakan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam Sidang Paripurna DPR di Jakarta, Selasa, diakui kondisi investasi belum pulih seperti sebelum krisis ekonomi tahun 1998. Akibatnya, daya serap setiap 1 persen pertumbuhan ekonomi terhadap tenaga kerja masih lebih rendah.
Sebelum krisis, kata Menkeu, setiap 1 persen pertumbuhan ekonomi dapat menyerap tenaga kerja sampai 500.000 orang. Namun, setelah tahun 2000, elastisitas itu menurun menjadi hanya 200.000-300.000 pekerja.
Karakteristik investasi industri yang terjadi saat ini lebih padat modal dibandingkan dengan sebelum krisis yang padat karya.
Dalam periode sebelum krisis, kontribusi investasi dalam pembentukan produk domestik bruto (PDB) mencapai 28 persen. Dalam lima tahun terakhir ini, kontribusi investasi hanya bergerak di sekitar 21 persen.
© Copyright 2024, All Rights Reserved