Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mempersilakan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) untuk melakukan penyelidikan atas kasus bentrokan Brimob dengan warga di Ogan Ilir, Sumatera Selatan. Pemerintah juga tengah melakukan penyelidikan terhadap kejadian yang menewaskan seorang anak laki-laki tersebut.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mempersilakan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) untuk melakukan penyelidikan atas kasus bentrokan Brimob dengan warga di Ogan Ilir, Sumatera Selatan. Pemerintah juga tengah melakukan penyelidikan terhadap kejadian yang menewaskan seorang anak laki-laki tersebut.
Sikap Presiden SBY itu disampaikan oleh Juru Bicaranya Julian Aldrin Pasha kepada pers di Bina Graha, Senin (30/07). "Silakan diproses, bahwa di negara ini siapa pun yg melanggar hukum dan salahi aturan ada sanksinya."
Kata Julia, Presiden SBY telah memerintahkan ke jajaran Polhukam untuk menyelidiki aksi yang menewaskan seorang warga itu. Termasuk prosedur penanganan massa oleh jajaran kepolisian setempat. "Kita belum tahu persis kejadian seperti apa. Sedang diselidiki dan bilamana terjadi sesuatu yang tak sesuai dengan hukum tentu akan diproses," ujar Julian.
Julian mengimbau agar warga masyarakat juga bisa menahan diri dan tidak bertindak anarkis, karena aksi kekerasan apapun bentuknya, sebaiknya tidak terjadi dan harus dihindari.
Julian juga menekankan tentang peran serta dari jajaran pemerintahan daerah setempat untuk meredakan keadaan. Serta terus mengupayakan jalan keluar terbaik atas masalah agraria yang telah berlangsung cukup lama itu "Ada kepala desa, lurah, camat sampai gubernur, di kepolisian pun demikian. Jadi hendaknya pamong berkoordinasi dan mencari solusi terbaik apa bisa dicapai di mana semua pihak bisa menerima," tandas dia.
Tiba di Lokasi
Tim dari Komnas Ham sendirisudah tiba di lokasi kejadian bentrok antara warga dan Brimob tepatnya di desa Limbang Jaya, Ogan Ilir, Sumatera Selatan. "Tadi pagi kita baru sampai di lokasi dan sekarang kita menggali informasi dari warga," kata Wakil Ketua Komnas HAM, Nurkholis, saat kepada pers di Jakarta, Senin (30/07).
Kata Nurkholis, sampai saat ini masih ada 2 versi cerita mengenai kejadian sebelum bentrok dan tertembaknya warga. "Sampai sejauh ini, dari yang sudah kita tanyakan, warga tidak merasa mengepung atau menyerang polisi," kata Nurkholis.
Seperti yang dijelaskan secara resmi oleh pihak kepolisian, alasan aparat melepaskan tembakan ke warga karena mereka dikepung dan dilempari batu. Ada juga alasan mengenai warga yang mencuri pupuk dan ditahan. "(Dua versi cerita) itu yang harus kita cari tahu," kata Nurkholis.
© Copyright 2024, All Rights Reserved