Ada 6 badan usaha milik negara (BUMN) sakit dan terancam dibubarkan. Enam perusahaan pelat merah itu merupakan bagian dari 14 BUMN yang kondisinya tidak baik dan sedang dikaji oleh Perusahaan Pengelola Aset (PPA).
PT Danareksa (Persero) mengungkapkan 6 perusahaan yang terancam bubar itu adalah PT Indah Karya (Persero), PT Dok Dan Perkapalan Surabaya (Persero), PT Amarta Karya (Persero), PT Barata Indonesia (Persero), PT Varuna Tirta Prakasya (Persero), dan PT Semen Kupang.
"Yang potensi minimum operasi itu sebenarnya more than likely akan kami setop, apakah nanti lewat likuidasi atau pembubaran BUMN, sepertinya ke sana ujungnya," kata Direktur Utama Danareksa Yadi Jaya Ruchandi dalam rapat panja dengan Komisi VI DPR, Senin (24/6/2024) kemarin.
Berikut profil enam BUMN yang terancam dibubarkan:
1. PT Indah Karya (Persero)
Indah Karya merupakan BUMN yang bergerak di bidang konsultan desain, konsultan teknik, ESIC dan konsultan manajemen.
Melansir situs resminya, Indah Karya didirikan pada 1961 dengan tujuan untuk melaksanakan program pemerintah dalam pembangunan ekonomi nasional dengan bidang Survei, Penyelidikan, Studi Perencanaan/Perencanaan, Perencanaan/Perencanaan Teknis, serta Manajemen dan Pengawasan Pekerjaan Konstruksi, Penyediaan Tenaga Ahli, dan Kegiatan Konsultasi.
Pada 2000, Indah Karya mendirikan unit bisnis IKRCS yang bergerak di bidang sertifikasi ISO 9001, ISO 14001, ISO 18000, ISO 37001 dan ISO 45000 Sistem Manajemen.
Terhitung mulai 2014, Indah Karya melebarkan sayap di bidang properti dan industri. Sektor properti dimulai dengan pembangunan Apartemen Bellazona Golf di Bandung, sedangkan di sektor industri, PT Indah Karya membangun pabrik kayu lapis yang berorientasi ekspor di Bondowoso.
2. PT Dok Dan Perkapalan Surabaya (Persero)
PT Dok Dan Perkapalan Surabaya (Persero) atau DPS merupakan perusahaan di bidang perbaikan kapal dengan berbagai jenis dan ukuran yang diorder oleh klien di berbagai belahan dunia.
DPS memiliki catatan dalam teknologi konversi kapal dan jasa non-kapal, termasuk produk desain dan rekayasa, konstruksi lepas pantai, fabrikasi crane dan perakitan, serta setiap fabrikasi struktur lain yang berkaitan dengan kompetensi inti.
Sejarah DPS dimulai pada 22 September 1910, ketika pemerintah kolonial Belanda mendirikan NV Drogdok Maatschappij. Awalnya ditujukan untuk layanan kapal Belanda di Indonesia. Antara 1942 dan 1945, perusahaan ini dikelola oleh pemerintah Jepang dengan nama Harima Zosen.
Setelah nasionalisasi perusahaan pada 1 Januari 1961, NV Maatschappij Droogdok Soerabaja menjadi sebuah perusahaan milik negara PN Dok dan Perkapalan Surabaya.
Berdasarkan Keputusan Menteri Komunikasi Laut pada 1963, galangan Sumber Bhaita diintegrasikan ke dalam perusahaan. Kemudian, sejak 8 Januari 1976 perusahaan telah diasumsikan status hukum baru sebagai PT Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero).
Sejak 1961, dari database yang tersedia DPS telah memperbaiki lebih dari 20.000 kapal dan membangun lebih dari 600 berbagai jenis kapal oleh pelanggan lokal dan asing.
3. PT Amarta Karya (Persero)
PT Amarta Karya (Persero) adalah perusahaan yang bergerak dalam pembuatan konstruksi baja. Mengutip situs resmi perusahaan, sejarah pendiriannya pun cukup panjang.
Pada 1960 NV Lindeteves Stokvis dan Fa. De Vri'esRobbe yang berdomisili di Semarang bergabung menjadi NV Constructie WerkPlaatsen De Vri'es Robbe Lindeteves, disingkat menjadi 'Robbe Linde & Co' yang bergerak dalam pembuatan konstruksi baja.
Pada 1962 perusahaan ini dinasionalisasi dan PN Amarta Karya bergerak dalam bidang usaha yang sama. Pada 1972 status PN Amarta Karya ditransformasikan menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) yang berkedudukan di Jakarta.
Pada saat itu, Perusahaan memperluas lini bisnisnya menjadi konstruksi di bidang pekerjaan sipil, listrik dan mekanik di samping bidang konstruksi dan fabrikasi baja yang telah menjadi bisnis intinya sejak awal.
Saat ini lini Bisnis Usaha Amarta Karya fokus pada pengembangan manufaktur, infrastruktur, gedung, EPC dan properti.
4. PT Barata Indonesia (Persero)
PT Barata Indonesia (Persero) adalah perusahaan yang bergerak di bisnis perusahaan foundry (pengecoran) dan manufaktur.
Rintisan Barata Indonesia dimulai sejak masa Hindia Belanda bernama Machinefabriek NV Braat . Pada awal pendiriannya, pabrik ini memproduksi alat-alat mesin untuk keperluan pabrik gula dan teh.
Mndekati Perang Dunia II, pabrik NV Braat sempat mengalami perubahan fungsi memproduksi alat perang sejak pendudukan tentara Jepang untuk memasok kebutuhan perang.
Dalam rangka penguatan industri nasional, perusahaan kembali melakukan transformasi bisnis melalui beberapa tahapan. Di antaranya yakni, pengembangan produk mesin gilas roda 3 guna mendukung pembangunan infrastruktur nasional.
Seiring waktu, perseroan turut melahirkan kompetensi bisnis foundry yang hingga kini menjadi unggulan perseroan.
Melalui kompetensi Foundry, perseroan terbukti mampu menghasilkan produk komponen kereta api hingga fasilitas produksi dan penyimpanan minyak dan gas.
Seiring pertumbuhan bisnis, PT Barata Indonesia juga turut menjajaki pekerjaan konstruksi/EPC di berbagai bidang industri. Di antaranya TBBM, pabrik gula beserta turunannya, dan pabrik garam.
xxxxxxx
cnnindonesia.com
Profil dan Sepak Terjang 6 BUMN Sakit yang Terancam Dibubarkan
4–5 menit
CNN Indonesia
Rabu, 26 Jun 2024 13:07 WIB
PT Danareksa (Persero) mengungkapkan enam badan usaha milik negara (BUMN) sakit dan terancam dibubarkan.
Danareksa menyebut sejumlah BUMN sakit dan terancam dibubarkan. (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar).
5. PT Varuna Tirta Prakasya (Persero)
PT Varuna Tirta Prakasya (Persero) atau VTP bergerak di bidang jasa logistik. BUMN ini didirikan pada 7 Mei 1947.
VTP menyediakan berbagai layanan yang ditawarkan kepada masyarakat yang membutuhkan jasa logistik seperti. Layanan itu mencakup project management, supply chain management, export-import logistics, oil & gas logistics, logistic distribution.
VTP merupakan gabungan empat perusahaan warisan Belanda yang bergerak di bidang per-Veem-an yaitu NV Het Batavia Veem, NV Indische Veem, NV Java Veem dan Verenigde Prouwenveren.
Penggabungan ini selanjutnya diberi nama Fa Veem Combinatie Tandjoeng Priok.
Peristiwa penggabungan tersebut terjadi pada 7 Mei 1947. Pada periode antara 1954-1977, Fa Veem Combinatie Tandjoeng Priok telah beberapa kali berubah nama dan bentuk badan hukum yang disesuaikan dengan peraturan pemerintah serta keputusan presiden. Terakhir perusahaan ini bernama PN VTP (Varuna Tirta Prakasya).
Berdasarkan Akte Notaris Imas Fatimah SH No. 6 tanggal 7 Januari 1977, PN VTP diubah lagi bentuk badan hukumnya menjadi "Persero" yaitu PT Varuna Tirta Prakasya (Persero).
6. PT Semen Kupang
Semen Kupang berdiri sejak 1983. Saat itu, kapasitas produksi perusahaan mencapai 129.000 ton per tahun dan jadi satu-satunya industri semen di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Semen Kupang merupakan perusahaan patungan dari PT Semen Gresik (mayoritas), Bank Pembangunan Indonesia, dan Pemda NTT melalui PD Flobamora.
Pada 4 Januari 1991, status perusahaan tersebut dinyatakan sebagai BUMN yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 4 Tahun 1991 perihal penyertaan modal negara ke dalam PT Semen Kupang dengan pengalihan saham PT Semen Gresik (Persero).
Setelah berubah status menjadi BUMN, perusahaan ini terus meningkatkan kapasitas produksinya sampai 570.000 ton pada 1998. Melalui optimalisasi kapasitas `Cement Mill", dari 180.000 ton menjadi 270.000 ton, sampai didirikannya Pabrik Semen Kupang II dengan kapasitas 300.000 ton per tahun.
Memasuki era Tahun 2000-an, pabrik tersebut sudah mulai mengalami pasang-surut, ibarat hidup enggan mati tak mau.
Karyawan perusahaan juga mulai panik karena perusahaan tersebut dililit utang mencapai Rp30 miliar lebih. Sebagian besar utang berasal dari PT Sewatama Jakarta sebagai perusahaan pemasok energi listrik ke pabrik tersebut.
Karena tak sanggup melunasi utang sampai Rp25 miliar, PT Sewatama Jakarta memilih jalan untuk melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) dengan PT Semen Kupang pada Maret 2008 lalu. []
© Copyright 2024, All Rights Reserved