Institute for Public Policy Research (IPPR) pada Rabu (27/3/2024), mengeluarkan pernyataan bahwa artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan telah berdampak pada 11% tugas yang biasanya dilakukan oleh staf di Inggris.
Bahkan angka ini dapat meningkat hingga hampir 60% jika perusahaan mengintegrasikan teknologi ini lebih dalam.
Sedikitnya 8 jutaan pekerja di Inggris berisiko kehilangan mata pencaharian karena hadirnya AI.
Disebutkan bahwa pekerjaan paruh waktu, entry level, dan back-office, seperti layanan pelanggan, adalah yang paling berisiko.
Namun pekerjaan dengan gaji lebih tinggi juga akan semakin terkena dampaknya.
Temuan ini menyoroti tantangan yang dihadapi pemerintah karena semakin banyak mengandalkan kecerdasan buatan untuk mengatasi masalah produktivitas di Inggris.
Banyak perusahaan di seluruh dunia menggunakan AI untuk meningkatkan efisiensi, sementara Menteri Keuangan Inggris mengumumkan investasi sebesar 800 juta poundsterling (Rp15,9 triliun) di bidang teknologi dan AI untuk meningkatkan output sektor publik.
“AI generatif yang sudah ada dapat menyebabkan gangguan besar pada pasar tenaga kerja atau dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara signifikan, dan hal ini akan menjadi pengubah permainan bagi jutaan orang,” kata Ekonom Senior di IPPR, Carsten Jung, yang menganalisis 22.000 tugas di Inggris di semua jenis pekerjaan, seperti dimuat Bloomberg.
Menurut Carsten Jung, kiamat lapangan kerja tidak dapat dihindari oleh pemerintah, pengusaha dan serikat pekerja mempunyai kesempatan untuk membuat keputusan desain yang penting sekarang untuk memastikan dapat mengelola teknologi baru ini dengan baik.
"Jika mereka tidak segera bertindak, mungkin sudah terlambat," kata Jung.
Dalam laporannya yang diterbitkan pada bulan November, pemerintah Inggris mengakui bahwa AI telah mempengaruhi pekerjaan di sektor keuangan dan asuransi. Mereka juga menyerukan sekolah dan pengusaha untuk membekali pekerja dengan keterampilan yang mereka butuhkan untuk beradaptasi.
Laporan IPPR menyebutkan, kebijakan pemerintah akan menentukan perbedaan antara hilangnya lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi dalam konteks penerapan AI.
Dengan memodelkan dampak potensial dari “gelombang kedua” adopsi AI terhadap pasar kerja, IPPR menemukan bahwa teknologi tersebut dapat memberikan kontribusi sebesar 306 miliar pound per tahun pada perekonomian Inggris tanpa adanya kehilangan pekerjaan dalam skenario terbaik, tergantung pada Kebijakan pemerintah.
Tanpa perubahan kebijakan apa pun, penelitian memperkirakan AI akan menghapuskan 8 juta lapangan kerja tanpa keuntungan ekonomi. []
© Copyright 2024, All Rights Reserved