Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi sebesar 0,21 persen secara bulanan (month-to-month/mtm) pada Mei 2018. Laju inflasi ini lebih tinggi dibandingkan April 2018 sebesar 0,1 persen. Namun, lebih rendah dibandingkan dengan Mei 2017 sebesar 0,39 persen.
Sementara secara tahun kalender (year-to-date/ytd) inflasi mencapai 1,3 persen dan secara tahunan (year-on-year/yoy) sebesar 3,23 persen.
Kepala BPS Suhariyanto dalam jumpa pers di Kantor BPS, Jakarta, Senin (04/06), menjelaskan, andil inflasi terbesar disumbang oleh kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,05 persen. Sedangkan kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar inflasi sebesar 0,05 persen. Adapun masing-masing kelompok mengalami inflasi sebesar 0,31 persen dan 0,19 persen.
"Untuk kelompok makanan jadi, beberapa komoditas yang berpengaruh, yaitu mie instan, air kemasan, dan rokok kretek. Sedangkan perumahan, karena kenaikan tarif kontrakan rumah dan upah asisten rumah tangga," ujar dia.
BPS mencatat, inflasi tertinggi disumbang oleh kelompok sandang yang mencapai 0,33 persen, meski andilnya hanya sebesar 0,02 persen. "Ini karena ada kenaikan baju muslim wanita, ibu-ibu tampaknya sudah menyiapkan Lebaran sejak dini," katanya.
Sementara, kelompok bahan makanan mengalami inflasi 0,21 persen dengan andil 0,04 persen. Sejumlah komoditas yang menyumbang inflasi karena ada kenaikan harga, yaitu daging ayam ras, telur ayam ras, ikan segar, dan bawang merah. Adapun komoditas seperti cabai merah, bawang putih, dan beras justru mengalami penurunan harga.
Adapun kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar mengalami inflasi sebesar 0,09 persen dengan andil 0,01 persen. Kelompok kesehatan sebesar 0,21 persen dengan andil 0,01 persen, dan kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,18 persen dengan andil 0,03 persen.
Berdasarkan komponen penyumbang, tercatat komponen tingkat harga yang diatur pemerintah (administered price) mengalami inflasi 0,27 persen, komponen inflasi inti (core inflation) sebesar 0,21 persen, dan komponen gejolak harga pangan (volatile foods) deflasi 0,19 persen.
BPS mencatat, dari 82 kota indek harga konsumen yang disurvei, inflasi terjadi 65 kota dengan inflasi tertinggi di Tual sebesar 1,88 persen dan inflasi terendah di Purwokerto dan Tangerang 0,01 persen. Sedangkan 17 kota lainnya mengalami deflasi. Tercatat, deflasi tertinggi di Pangkal Pinang minus 0,99 persen dan deflasi terrendah di Pematangsiantar sebesar minus 0,01 persen.
© Copyright 2024, All Rights Reserved