Senin (17/12) ini, adalah hari yang menentukan bagi nasib Research In Motion (RIM) produsen Blackberry di Indonesia. Sesuai ultimatum Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo), hari ini deadline bagi RIM untuk memenuhi tuntutan pemerintah.
Hai ini pula, kedua pihak bertemu melakukan pertemuan resmi. Sejumlah agenda akan dibahas, satu diantaranya meminta sikap RIM tentang permintaan pemerintah akan filtering konten pornografi.
Juru Bicara, Kemenkoinfo, Gatot S. Dewa Broto, Senin (17/01), mengatakan, pertemuan tersebut berlangsung tertutup. Selain soal pornografi, pemerintah akan menagih update pembangunan server RIM di Indonesia, lantas beban biaya hak pemakaian (BHP) telekomunikasi. Selain itu, RIM juga akan diminta memberikan time frame tentang rencana data center layanan Blackberry Indonesia.
Apabila nanti tak ada kesepakatan dengan vendor asal Kanada itu, pemerintah akan bersikap tegas dengan memblokir akses internet ponsel Blackberry. "Kami akan lihat bagaimana komitmen mereka," ucap Gatot.
Dalam pertemuan ini, Menteri Komunikasi dan Informasi Tifatul Sembiring tidak akan hadir. Pertemuan ini dihadiri oleh Dirjen Sumber Data Pos dan Informatika Muhammad Yudistiawan, Dirjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika Sukri Batubara, Dirjen Aplikasi Informatika Aswin Sasongko.
Sedangkan dari pihak RIM dan pemerintah Kanada hadir Managing Director Asia Pasific RIM Gregory Wade, Director of Goverment Relation Jasson Sounderson, Atas Perdagangan Kedubes Kanada Richard Belle, dan Senior Manager PR Southeast Asia RIM Oliver Pilgerstorfer.
Gatot mengatakan khusus untuk filterisasi konten porno, pihaknya berharap dapat clear dalam pertemuan ini. Seandainya RIM butuh waktu pun, pasti tidak akan lama. “Tetapi, jika mereka merasa keberatan untuk memenuhi permintaan kami, pada tanggal 21 Januari 2011, atau tepat dua minggu setelah Menkominfo mengajukan permintaan, kami terpaksa menutup layanan BlackBerry di Indonesia," ucap dia.
© Copyright 2024, All Rights Reserved