Pengamat Politik yang juga Direktur Pusat Riset Politik, Hukum dan Kebijakan Indonesia (PRPHKI), Saiful Anam, Presiden Prabowo Subianto diyakini akan meninggalkan Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) ketika "akar" Prabowo di pemerintahan sudah kuat.
Menurut Saiful, pada saat ini terlihat antara Jokowi dan Prabowo masih sama-sama membutuhkan satu sama lainnya.
Di satu sisi, kata Saiful, Prabowo membutuhkan Jokowi di masa transisi pemerintahan agar pemerintahannya berjalan dengan lancar.
"Di sisi lain, Jokowi diakui masih memiliki aura daya pikat baik di lingkungan pejabat maupun kepada rakyat," kata Saiful Anam, Kamis (12/12/2024).
Menurut Saiful, Jokowi lebih membutuhkan Prabowo karena sudah tidak lagi memiliki jabatan, sehingga perlu untuk mendekat dengan penguasa.
"Selain itu Jokowi ingin agar Gibran juga dapat berbagi peran dengan Prabowo, sehingga kekuatan Jokowi di pemerintahan masih bisa terasa. Gibran merepresentasikan bagian dari gaya, citra bahkan adalah Jokowi," kata Akademisi Universitas Sahid Jakarta ini.
Saiful menilai hubungan keduanya masih terasa hangat, karena kepentingannya sama-sama ada, meskipun bisa jadi tidak berlangsung lama jika akar Prabowo telah kuat.
Menurut Saiful, jika Prabowo telah menancapkan akarnya dengan kuat, maka bisa jadi akan meninggalkan Jokowi.
"Karena kultur politik Prabowo sebenarnya sama sekali berbeda dengan Jokowi, mereka dipertemukan karena kesamaan kepentingan, maka akan dipisahkan pula oleh perbedaan kepentingan," pungkas Saiful. []
© Copyright 2024, All Rights Reserved