Kekecewaan kader Partai Golkar kepada pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla kini agaknya semakin meluas. Jika sebelumnya suara-suara sumbang tentang itu hanya muncul dan berkembang di kino-kino sebagai organisasi pendukung, persoalan ini kini mulai merembet ke dewan pimpinan tingkat daerah.
Dalam acara Silaturahmi Partai Golkar yang dilakukan di Puncak, Bogor pekan lalu, bahkan sempat terlontar usulan agar Partai Golkar menempatkan diri sebagai partai oposisi seperti halnya yang dilakukan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.
Wakil Sekjen Partai Golkar Priyo Budi Santoso dan Rully Chairul Azwar yang dihubungi hari Minggu (24/9) membenarkan adanya suara-suara miring terhadap pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla itu.
Namun, baik Priyo maupun Rully menegaskan, suara-suara miring itu sudah bisa diatasi dengan adanya penjelasan dari Jusuf Kalla. "Pak JK sudah menjelaskan bahwa kita jangan ke sana. Pak JK sudah menjelaskan sekarang ini sudah di jalur benar, {on the right track}," ujar Priyo.
Rully memberikan penjelasan senada. "Kekecewaan dari bawah memang cukup serius pada acara silaturahmi kemarin. Ormas-ormas umumnya bersuara keras, tapi teman-teman akhirnya mendapat pemahaman baru dari Ketua Umum," ucapnya.
Ke manakah kekecewaan ini nantinya akan bermuara, menurut Priyo, sikap Partai Golkar yang sesungguhnya baru akan ditentukan dalam rapat pimpinan nasional yang diadakan pada November 2006.
Dari penjelasan Ketua Umum pada acara silaturahmi di Puncak itu, Priyo menduga, sikap Partai Golkar tak akan sampai menjadi oposisi. "Paling banter di bawah itu," katanya menambahkan.
Namun, menurut Priyo, selain menilai kinerja pemerintahan kurang memuaskan, sikap pemerintah juga kurang "bersahabat" dengan partai besar pendukung pemerintah, Priyo tidak yakin kekecewaan ini bisa dikendalikan kalau terus dibiarkan. "Kalau dua minggu lalu terungkap di kino-kino, atau organisasi pendukung Golkar, kini kekecewaan sudah merambat ke DPD I dan sudah menjadi suara mayoritas. Kalau DPP tidak menahan, bisa amblas," kata Priyo.
Kalau kekecewaan DPD I ini pun menjadi ekspresi suara DPD II, lebih gawat lagi. Satu-satunya yang bisa mengubah situasi, menurut Priyo, hanya keajaiban.
Namun Priyo juga menegaskan kekecewaan ini tak ada kaitan dengan posisi kader Golkar di kabinet. Hal ini lebih disebabkan oleh kinerja kabinet yang gagal menerjemahkan visi presiden.
Menurut Rully, Jusuf Kalla dalam Silaturahmi Cipanas mengajak semua kader tetap menjaga agar pemerintahan ini berhasil karena turut menentukan Pemilu 2009. Kalaupun hendak bertindak kritis, menurut Rully, bukan untuk mengganggu keharmonisan duet SBY-JK, tetapi lebih diarahkan pada perbaikan kinerja para pembantu presiden.
© Copyright 2024, All Rights Reserved