Seorang gembong pemberontak komunis Filipina yang kepalanya dihargai 128.000 dolar Amerika Serikat, Filemon Mendrez, ditangkap Selasa (25/12). Filemon Mendrez, adalah orang keenam paling dicari aparat berwenang di Filipina.
Mendrez ditangkap saat gencatan senjata Natal dan ketika pemerintah dan pemberontak melakukan perundingan perdamaian tingkat tinggi yang bertujuan menghentikan salah satu dari pemberontakan paling lama di Asia.
Sebuah sumber militer di Filipina menyatakan, Mendrez, pemimpin penting Tentara Rakyat Baru (NPA), akan ditahan tanpa uang jaminan dan selanjutnya akan diadili. Namun rincian mengenai kasus kejahatan terhadapnya tidak diungkapkan.
Sebelumnya, Kementerian Dalam Negeri Filipina menyediakan hadiah 5,25 juta peso (US$128.000) bagi siapapun yang dapat menangkap Filemon Mendrez.
Panglima Militer Filipina Tengah Mayjen Jose Mabanta menyebut penangkapan itu sebagai satu tindakan "penegakan hukum" yang tidak ada kaitannya dengan perundingan-perundingan perdamaian dan gencatan senjata Natal pekan lalu.
Jose Mabanta menegaskan, operasi penegakan hukum harus dilanjutkan kendatipun pihaknyai melaksanakan penangguhan operasi-operasi militer dan gencatan senjata. “Ini adalah bagian dari (pekerjaan militer) melindungi masyarakat, pemeritahn dan perusahaan-perusahaan swasta," kata Mabanta.
Pemberontak Maois melakukan satu pemberontakan bersenjata untuk merebut kekuasaan sejak tahun 1969. Sedikitnya sudah lebih dari 30.000 orang tewas dalam konflik itu. Militer memperkirakan kekuatan NPA sekarang sekitar 4.000 petempur, menurun tajam dari lebih 26.000 petempur pada saat puncaknya tahun 1980-an.
Ketua perunding perdamaian pemerintah bertemu dengan rekan komunisnya di Belanda pekan lalu, 13 bulan setelah Manila menolak tuntutan-tuntutan pemberontak sebelumnya yang menyebabkan perundingan itu macet. Gencatan senjata itu berlangsung sampai 15 Januari, dan para perunding mengatakan mereka sepakat bertemu kembali awal tahun depan.
© Copyright 2024, All Rights Reserved