Ratusan massa yang tergabung dalam Gerakan Gantung Korupsi (Gagak) melempar telur dan tomat ke Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jalan Rasuna Said, Jakarta, Senin (25/10). Aksi itu sebagai puncak dari serangkaian unjuk rasa yang menuntut KPK mengusut anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrat Jhonny Allen Marbun.
Unjuk rasa itu berlangsung hampir 2,5 jam. Akibatnya lalu lintas di kawasan kuningan itu macet. Massa berorasi menuntut KPK mengusut tuntas kasus korupsi pengadaan dermaga di Indonesia Timur. Kasus itu menyeret nama Jhonny Allen Marbun yang kini menjadi anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrat.
Sebelumnya, dua hari berturut-turut Gagak juga mendemo KPK soal Jhonny. Dalam aksinya pengunjuk rasa juga menggelar poster, spanduk, dan bendera. Mereka juga membakar poster bergambar wajah Jhonny Allen sebagai ungkapan kemarahan.
Dalam orasinya pengunjuk rasa menuding KPK enggan memeriksa Jhonny karena diduga memiliki kedekatan dengan Presiden.
Pada aksi sebelumnya Gagak juga mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memecat Jhonny Allen Marbun dari Fraksi Partai Demokrat.
Tak hanya itu, dalam orasi yang berlangsung selama satu jam, Gagak meminta Humas KPK Johan Budi SP agar memberikan keterangan pers terkait status Jonny ini.
Gagak menilai satu tahun menjabat sebagai Presiden, SBY tidak serius memerangi korupsi. "Buktinya bisa dilihat dalam kasus Jhonny Alen dan KPK terkesan lambat dalam penyelesaiannya,"ucap salah satu demonstran yang berorasi.
Gagak bahkan sempat mempertanyakan, apakah karena bantuan Jhonny Allen dan Setyo Novanto dalam pengadaan lahan untuk perluasaan kantor KPK hingga lembaga antikorupsi ini tidak merespons kasus tersebut.
Gagak juga mengklaim mempunyai bukti kuat keterlibatan Jhonny Allen dalam kasus dugaan suap dana stimulus pembangunan dermaga dan bandara di kawasan Indonesia Timur. Jika KPK tidak merespons kasus ini, Gagak mengancam akan melapor ke polisi dan Kejaksaan Agung dengan bukti-bukti yang dimilikinya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved