Lembaga kepresidenan yang dipimpin oleh Joko Widodo (Jokowi), adalah elemen paling lemah saat ini. Indikasi itu terlihat dari berbagai ketidakpastian yang terus berkembang. Mulai dari buruknya ekonomi hingga penggerusan legitimasi lembaga negara.
Demikian penilaian yang disampaikan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Fahri Hamzah. “Ketidakpastian justru berkembang, dijadikan malah tambah liar dan seliarnya sampai pada tingkatan menghapus dan menggerus legitimasi lembaga negara," ujar Fahri kepada pers di Jakarta, Rabu (08/07).
Politisi Partai Keadilan Sejahtera itu mengatakan, jka tak ada solusi, Indonesia akan masuk kategori negara permanen dalam kegagalan, seperti halnya India dan Filipina.
Fahri mengatakan, meski banyak yang menilai kedua negara tersebut mengalami kemajuan, namun keduanya tetap memiliki angka kemiskinan dan ketidakberdayaan yang tinggi.
“Di India, orang boleh memuji, tapi toh itu negara miskin. Filipina itu berat, permanen dalam ketidakberdayaan. Yunani kenyataannya sudah bangkrut karena fragile. Demokrasi AS kuat karena ada militer, cuma mereka berjalan seolah-olah bareng demokrasi, seolah-olah menjaga demokrasi dunia," bebernya.
Fahri menegaskan, Jokowi jadi elemen paling lemah karena kebijakannya terus merusak legitimasi yang awalnya membumbung tinggi dari masyarakat.
“Istana itu adalah elemen paling lemah sekarang karena setelah legitimasi didapatkan dengan sangat spektakuler, justru sekarang jadi elemen paling lemah," simpulnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved