Bank Dunia merevisi prediksi angka pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,7 persen. Angka itu turun dari prediksi sebelummnya 5,7 persen. Ada beberapa penyebab, Indonesia mengalamo perlambatan ekonomi. Di antaranya, rendahnya harga komoditas dan lemahnya pertumbuhan investasi.
Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia, Ndiame Diop mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal pertama 2015 di posisi 4,7 persen merupakan angka terendah sejak 2009.
Ndiame Diop menambahkan, yang bisa menolong Indonesia dalm mendongkrak pertumbuhan ekonomi adalah dengan meningkatkan belanja infrastruktur.
“Indonesia dapat bertindak dengan meningkatkan belanja infrastruktur yang berkualitas, selama tetap menjaga defisit fiskal dalam batasan 3 persen dari PDB (Produk Domestik Bruto)," ujar Diop dalam pemaparan laporan Indonesia Economic Quarterly (IEQ) di Energy Building, Jakarta , Rabu (08/07).
Ia menyebut, dari sisi penerimaan, realisasi pendapatan pajak tidak seperti yang ditargetkan (meningkat 30 persen). Ternyata, ujar dia, hingga Mei 2015 realisasi pendapatan pajak turun 1,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
“Indonesia tetap tumbuh dengan laju yang lebih cepat, namun untuk memacu pertumbuhan lebih tinggi, dibutuhkan reformasi fiskal. Hal ini untuk peningkatan pendapatan dan belanja anggaran yang lebih baik," kata dia.
Bank Duni juga mengingatkan, inflasi Indonesia yang cukup tinggi, meskipun masih di bawah 5 persen.
“Perbaikan kebijakan-kebijakan yang mempengaruhi persaingan, perdagangan, dan investasi swasta. Kebijakan pemerintah untuk mengurangi inflasi harga pangan juga dapat memperkuat kepercayaan konsumen," saran dia.
© Copyright 2024, All Rights Reserved