residen Filipina Rodrigo Roa Duterte membatalkan pembelian 26.000 pucuk senapan serbu untuk kepolisian dari Amerika Serikat. Pembatalan ini dilakukan menyusul pernyataan AS yang akan menghentikan penjualan senjata, karena kekhawatiran atas pelanggaran hak asasi manusia (HAM).
"Kami tidak akan lagi membeli senjata mahal dari Amerika. Kami bisa mendapatkannya dari negara lain. Saya memerintahkan Kepolisian Filipina untuk membatalkannya. Kami tidak butuh mereka (AS)," kata Duterte dilansir Reuters, Selasa (08/11).
Duterte juga menegaskan bakal mencari sumber lain untuk membeli senjata yang lebih murah, tahan lama dan berkualitas baik, dari buatan AS.
Sebelumnya, pada Oktober lalu, Senator AS, Ben Cardin mengatakan, negaranya telah menghentikan penjualan 26.000 pucuk senapan serbu karena kekhawatirannya tentang pelanggaran HAM.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS, Mark Toner, mengatakan, pihaknya belum menerima pemberitahuan apa pun terkait pembatalan pembelian senjata.
Hubungan Filipina-AS, yang pada dasarnya telah lama bersekutu, kini sedang meruncing akibat kritikan Paman Sam terkait proses pemberantasan narkoba yang dilakukan Duterte. Sedikitnya 4.000 orang telah tewas dalam operasi penumpasan jaringan narkoba bersama masyarakat setempat.
© Copyright 2024, All Rights Reserved