Umat Islam memiliki tanggung jawab untuk meluruskan pemahaman-pemahaman yang keliru terhadap tafsir Alquran dan Hadist. Jangan sampai, agama Islam dijadikan sebagai tameng bagi pembenaran berkembangnya ajaran terorisme.
Imbauan itu disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam acara Silaturahmi Musabaqah Tilawatil Quran dan Hadis Tingkat ASEAN dan Pasifik di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin (04/10).
“Jangan dibiarkan generasi muda kita menafsirkan makna jihad di dalam Alquran secara keliru, sebagai jalan kekerasan dan menghalalkan segala cara,” ujar Presiden.
Silaturahmi ini selain dihadiri oleh beberapa menteri Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II seperti Mendiknas M Nuh, Menkopolhukam Djoko Suyanto, Mensesneg Sudi Silalahi, Menteri Agama Suryadharma Ali, juga duta besar beberapa negara Islam dari Timur Tengah.
Lebih lanjut Presiden menegaskan, "Janganlah menjadikan ajaran Islam sebagai tameng untuk membenarkan tindakan terorisme. Islam itu damai, Islam itu teduh, Islam itu cinta keadilan."
SBY juga menambahkan agar siapa pun tidak boleh mengatasnamakan agama sebagai instrumen untuk melakukan tindak kekerasan dan teror. Memperjuangkan Islam, imbuhnya, perlu dilandasi dengan perilaku yang baik. “Bukan sebaliknya, tindakan yang tidak Islami,” tuturnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved