Bursa saham Tiongkok kembali anjlok pada Selasa (28/07), setelah upaya otoritas bursa gagal menenangkan investor. Indeks Shanghai Composite langsung turun 4 persen ketika perdagangan baru dibuka, sedangkan Shenzen Composite turun sebesar 5 persen.
Pada sesi perdagangan tengah hari, secara kumulatif bursa melemah sekitar 1 persen sejak pembukaan. Kemarin, indeks Shanghai terperosok 8,5 persen, yang merupakan kinerja terburuk dalam 8 tahun terakhir. Sementara indeks Shenzhen, yang lebih fokus pada saham-saham teknologi, ditutup turun 7 persen.
Pergerakan saham Tiongkok telah mengalami rally yang dramatis selama 2 bulan terakhir setelah ditopang oleh intervensi pemerintah. Tanda-tanda masalah muncul pertama kali pada Juni lalu, setelah Shanghai Composite melonjak lebih dari 5.100 poin, meraup untung sekitar 150 persen dalam 12 bulan. Ketika gelembung pecah, indeks kehilangan 32 persen dari nilai tertingginya hanya dalam 18 sesi perdagangan.
Kejatuhan saham Tiongkok pada Senin (27/07) datang setelah melewati periode yang relatif tenang, sekitar 2 minggu berkat intervensi pemerintah untuk menstabilkan pasar. Bursa kembali memburuk sehingga memunculkan pertanyaan mengenai efektivitas kebijakan regulator. Hal ini juga memicu spekulasi bahwa Pemerintah Tiongkok di Beijing menarik dukungan dari pasar.
China Securities Regulatory Commission (CSRC) menegaskan pihaknya memiliki sejumlah target, yakni terus menstabilkan pasar, untuk meyakinkan kepercayaan publik, untuk menjaga terhadap risiko sistemik. CSRC mengatakan akan terus membeli saham dengan menggunakan uang tunai yang disediakan oleh bank sentral .
Untuk memperlancar volatilitas, Bank Rakyat China telah memangkas suku bunga ke rekor terendah dan mengeluarkan ancaman bagi para spekulan yang melakukan perdagangan jangka pendek ilegal. Saat ini, lebih dari setengah emiten yang terdaftar menghentikan perdagangan dan regulator menghentikan sementara penawaran saham baru.
© Copyright 2024, All Rights Reserved