Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan Indonesia tercatat surplus selama 45 bulan berturut-turut atau terhitung sejak Mei 2020 hingga Februari 2024.
Neraca perdagangan Indonesia surplus sebesar 2,02 miliar dolar atau senilai Rp31 triliun.
Khusus bulan Februari ini surplusnya lebih rendah dibandingkan periode yang sama (Februari) pada tahun 2023 lalu.
“Surplus neraca perdagangan ini lebih rendah 1,27 miliar dolar AS dibandingkan dengan bulan sebelumnya dan bulan yang sama pada tahun lalu,” kata Plt Kepala BPS, Amalia A Widyasanti dalam Rilis BPS, dikutip Senin (19/2/2024).
Ada pun surplus neraca perdagangan Januari 2024 ini tercatat ditopang oleh surplus neraca komoditas non migas sebesar 3,32 miliar dolar AS (Rp51 triliun) yang sebagian besar disumbang oleh komoditas bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan/nabati, serta besi dan baja.
Sedangkan, neraca perdagangan untuk komoditas migas menunjukan defisit sebesar 1,30 miliar dolar (Rp20 triliun) yang terutama disumbang dari komoditas hasil minyak dan minyak mentah.
Pada periode ini, terdapat tiga negara yang memiliki surplus neraca perdagangan non migas terbesar bagi Indonesia, yaitu India, Amerika Serikat dan Filipina.
Sementara itu, terdapat tiga negara lain yang tercatat mengalami defisit terbesar yaitu China, Australia dan Thailand. []
© Copyright 2024, All Rights Reserved