Pemerintah Arab Saudi secara resmi menggunakan kalender dengan penanggalan Masehi untuk menggantikan kalender Hijriah yang sudah digunakan sejak negeri itu berdiri pada 1932. Dengan perubahan ini, berbagai hal, seperti pembayaran gaji, tunjangan dan berbagai jenis pembayaran, harus menyesuaikan dengan sistem penanggalan baru.
Keputusan penggunaan kalender Masehi itu disepakati dalam rapat kabinet yang digelar pertengahan pekan lalu. Penggunaan kalender masehi ini resmi diberlakukan, Sabtu, 1 Oktober.
Dengan perubahan ini, para pegawai negeri di berbagai departemen pemerintahan akan menerima gaji tahunan lebih sedikit dari yang biasa mereka terima. Sebab, jumlah hari dalam tahun Hijriah yang selama ini digunakan di Arab Saudi, 11 hari lebih pendek ketimbang jumlah hari dalam perhitungan tahun Masehi.
Perubahan penggunaan penanggalan ini tak lepas dari paket penghematan anggaran yang sedang dilakukan Pemerintah Arab Saudi terkait terus merosotnya harga minyak dunia. Negara penghasil minyak ini sedang dilanda krisis keuangan yang parah sepanjang sejarah negara itu. Arab Saudi melakukan berbagai cara untuk melakukan penghematan sekaligus pemasukan.
Pergantian kalender merupakan satu dari rangkaian kebijakan Arab Saudi untuk memangkas biaya demi penghematan. Beberapa hari lalu, Raja Salman memerintahkan pemotongan 20 persen gaji pegawai negeri dan 15 persen tunjangan bagi anggota Dewan Penasihat Shura Kerajaan.
Selain itu, juga dilakukan penundaan pemberian bonus kepada pegawai pemerintah. Arab Saudi pun menaikkan biaya visa masuk kepada warga asing.
Semua langkah ini sebagai bagian dari reformasi ekonomi yang dilakukan Kerajaan Arab Saudi setelah produsen minyak terbesar di dunia ini mengalami penurunan pendapatan sejak harga minyak terus melorot sejak 2014.
© Copyright 2024, All Rights Reserved