Terdakwa Ustadz Abu Bakar Ba'asyir menegaskan dirinya siap untuk dituntut Jaksa Penuntut Umum (JPU). Bahkan dirinya juga siap bila dihukum mati sekalipun.
"Saya siap. Saya mau dihukum mati atau seumur hidup," kata Ustadz Abu Bakar Ba'asyir, sebelum sidang dengan agenda pembacaan tuntutan oleh JPU di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (09/05).
Sidang tuntutan Ba'asyir dilaksanakan di PN Jaksel dengan pengamanan ekstra ketat, sedikitnya sebanyak 2.500 personel polisi dari Polda Metro Jaya diturunkan. Ba'asyir didakwa dengan tujuh pasal berlapis dengan hukuman maksimal hukuman mati.
Menurut Ba'asyir, dirinya menangkap kesan bahwa persidangannya seakan-akan bukan persidangan biasa. Padahal sebetulnya hanyalah persidangan biasa tanpa perlu pengamanan dan pengawalan ketat.
Selain itu, Ba’asyir menilai banyak rekayasa yang sengaja menyudutkannya sebagai seorang teroris. Salah satunya soal tuduhan membiayai pelatihan militer hingga sebesar Rp1 miliar. Ba'asyir malah mempertanyakan dari mana uang sebesar itu ia dapatkan.
"Tentu saya akan membela diri karena saya berjuang membela Islam," tandas Ba’asyir.
Bahkan, Abu Bakar Ba'asyir merasa dirinya kerap digambarkan seperti Usamah bin Laden-nya Indonesia. Hal itu dapat dilihat dari persidangannya yang mendapatkan pengamanan berlebihan dari kepolisian.
"Abu Bakar Ba'asyir dijadikan ikon teroris Indonesia seperti Usamah bin Laden bagi Amerika," kata Ba'asyir.
Ba'asyir meyakini bahwa pemerintah sengaja merekayasa kasusnya untuk menjadikannya sebagai Usamah bin Laden-nya Indonesia. Sayangnya, lanjut Ba'asyir, pemerintah masih kesulitan dalam mencari bukti nyata untuk menyudutkannya.
Mengenai pelatihan militer di Aceh, Ba'asyir menegaskan bahwa dirinya tidak ada kaitannya. Meskipun, Ba’asyir tidak menyalahkannya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved