Amerika Serikat tengah melobi sejumlah negara di Asia dan Australia untuk menjadi tempat penempatan tameng anti rudal balistik negera itu. Pejabat Pentagon telah melakukan 2 pertemuan trilateral, masing-masing dengan Jepang dan Australia, dan Jepang dengan Korea Selatan terkait rencana itu.
Amerika Serikat tengah melobi sejumlah negara di Asia dan Australia untuk menjadi tempat penempatan tameng anti rudal balistik negera itu. Pejabat Pentagon telah melakukan 2 pertemuan trilateral, masing-masing dengan Jepang dan Australia, dan Jepang dengan Korea Selatan terkait rencana itu.
Seperti dikutip Reuters, Senin (26/03), Asisten menteri pertahanan AS untuk urusan strategi global, Madelyn Creedon mengatakan, tameng anti rudal balistik yang akan dibangun di Asia bertujuan untuk menangkis serangan rudal jarak jauh dari Iran dan Korea Utara yang diarahkan ke AS. AS meyakini Iran dan Korut tengah mengembangkan senjata nuklir.
Tameng ini berfungsi untuk melacak serangan dan mengintersepsi rudal dengan menghancurkannya di udara. Fasilitas ini sebelumnya dibangun AS dan NATO di wilayah Eropa, di antaranya di Polandia, Romania, Turki dan Spanyol.
Akibat pembangunan tameng anti rudal Eropa, Rusia meradang. Pemerintahan Vladimir Putin meminta jaminan tertulis bahwa fasilitas itu tidak akan digunakan untuk menyerang instalasi nuklir Rusia. Putin bahkan mengancam akan menghancurkan tameng AS jika tidak adanya jaminan tersebut.
Mantan pejabat militer senior dan penasihat rudal AS, Riki Ellison, mengatakan bahwa rencana pembangunan tameng di Asia diperkirakan akan ditentang keras oleh China, rival AS di kawasan. Kedua negara sempat terlibat ketegangan menyusul dukungan AS terhadap beberapa negara di Asia yang terlibat sengketa Laut China Selatan.
Bukan hanya itu, AS juga berencana membangun fasilitas yang sama di Timur Tengah. Dalam membangun tameng rudal ini, AS menggandeng beberapa perusahaan, di antaranya Boeing, Lockheed Martin, Raytheon dan Northrop Grumman.
© Copyright 2024, All Rights Reserved