Ternyata belakangan, Pjs Ketua Umum PKB versi Kuningan, Alwi Shibab mulai melunakkan sikapnya terhadap hal-hal yang berkaitan dengan Matori Abdul Djalil. Simak saja pernyataannya seusai pembukaan Muktamar Luar Biasa (MLB) di Yogyakarta. “ Kita bisa menerima jika pihaknya harus menambah embel-embe;l di belakang nama partai. Itu jika tidak ada titik temu antara pihaknya dengan kubu Matori. Tidak ada masalah,” ungkap Alwi Shihab.
Benar lunakkah Alwi? Apakah ini adalah sebagian dari manuver simpatinya untuk merebut jabatan Ketua Umum (Ketum) secara definitif? Tampaknya, lebih condong pada yang terakhir. Kenapa?
Alwi tampaknya berhitung matang. Dia tidak ingin menambah lawan, sebab lawan-lawannya yang memperebutkan jabatan Ketum tidak bisa dipandang enteng. Dari dalam ada A.S Hikam yang menurut kabar didukung oleh kelompok kyai-kyai deklarator PKB. Sementara pendatang baru, Saifullah Yusuf merupakan tokoh muda yang dititipkan Gus Dur di PDIP, kini sudah kembali ke kandang PKB, bukanlah durian yang matang dikarbit. Saifullah yang juga menjadi Ketua GP Ansor itu tentunya memiliki pikiran-pikiran cerdas untuk meraih kursi Ketum. Apalagi, darah biru NU-nya cukup kental.
Sejak Jum’at (18/01) hingga menjelang pukul 24.00 Wib, beragam isu menghantam Saifullah. Mulai dari kadar intelektualitas hingga money politic disebar guna menjegal simpati para peserta MLB terhadap keponakan Gus Dur ini.
Hingga malam hari, Saifullah tak henti-hentinya menuai isu dan hujatan. Tentu ini semua menguntungkan Alwi, yang katanya mantan alumnus SMP Kristen di Surabaya ini. Bahkan, disebut-sebut, jika Alwi jadi, dia sudah mempersiapkan dua pilihan bagi penyandang kursi Sekretaris Jendral, yakni Muhaimin Iskandar atau Ali Masykur Musa, dimana kedua-duanya masih memiliki hubungan darah dengan Gus Dur dan Saifullah.
Bila itu benar adanya, maka skenario politik belah bambu yang dijalankan Alwi, bisa jadi bila tidak disadari oleh kalangan muktamirin, akan menuai sukses. Sementara para pesaing Alwi lainnya, Marzuki Usman, Mahfud MD, A.S Hikam, Khofifah Indarparawangsa, tampaknya tak punya nyali untuk melanjutkan pertarungan di kursi Ketum. Mereka pasrah saja, asal tetap dipakai Alwi dalam komposisi kepengurusan, setidaknya di kursi staf ketua. Kita tunggu hasilnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved