Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengaku pasrah jika rencana pengalihan saham PT Bank Tabungan Negara Tbk kepada PT Bank Mandiri Tbk terpaksa dihentikan sebagaimana disampaikan dalam surat edaran No 5 Tahun 2014, tanggal 23 April 2014 dari Sekretariat Kabinet (Setkab).
“Saya kan cuma menteri. Harus tunduk pada putusan yang di atas," ujar Dahlan kepada pers usai mengelar rapat pimpinan (Rapim) Kementerian BUMN, di kantor GMF, Tangerang, Kamis (24/04).
Meski begitu, Dahlan mengaku sedih, keinginannya untuk memajukan perbankan di Indonesia terhambat. “Sedih, sangat sedih, karena ini (akuisisi BTN-Mandiri) untuk menunjukkan daya saing Indonesia yang sangat bagus. Begitu kita mau menuju ke sana, eh malah ditunda," ungkap Dahlan.
Kendati begitu, ia sadar bahwa tak semua keputusannya dapat disetujui. Karena itu, ia menegaskan akan mematuhi surat edaran tersebut. “Saya bisa menerima dan saya harus tunduk intruksi atasan, karena saya sebagai bawahan,” terang dia.
Akan tetapi, ada ganjalan di hati Dahlan. Ia tidak terima dengan tudingan segelintir pihak bahwa rencana akuisisi BTN oleh Mandiri itu tidak melalui kajian yang mendalam. “Saya tidak bisa menerima kalau ini dianggap belum ada kajian yang mendalam, karena ini sudah melibatkan konsultan dunia. Jadi silahkan dibatalkan enggak apa-apa. Asal jangan dibilang ini kajian belum mendalam," tegasnya.
Dahlan juga tak terima bila rencana akuisisi tersebut dianggap telah meresahkan masyarakat, terutama bagi karyawan BTN. Mengenai demo yang dilakukan ratusan karyawan BTN pada Minggu (20/04) kemarin, Dahlan menyebtu itu sesuatu yang wajar. Di balik aksi demo itu, Dahlan meyakini hanya segelintir orang yang getol tak menyetujui akuisisi tersebut. Bahkan Dahlan menuding ada maksud-maksud tertentu di balik aksi protes karyawan BTN.
“Yang resah hanyalah sebagian karyawan BTN, itu wajar. Saya pun, sudah menyatakan siap menghadapinya, terutama kalau direksinya tidak mampu mengatasi. Kalau ada dari pihak luar yang resah, paling 1 – 2 orang saja, seperti Rizal Ramli yang semua orang sudah tahu apa maksudnya," ujar dia.
Keresahan para karyawan itu, sambung Dahlan, hanya karena kurang paham mengenai tujuan dan rencana strategis Kementerian BUMN terhadap pengembangan BTN.
“Mereka belum baca saja, belum paham, bahwa BTN akan tetep eksis dan justru akan lebih besar, dan akan besar pembiayaan perumahannya," tandas Dahlan.
© Copyright 2024, All Rights Reserved