Setelah sempat mengalami penundaan beberapa waktu lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) direncanakan akan melakukan kunjungan kenegaraan ke Australia, pada akhir pekan ini, yaitu Sabtu (25/02) hingga Minggu (26/2) mendatang.
"Jadi beliau (Presiden, red) akan berangkat pada tanggal 23 karena akan ke Ambon. Di Ambon akan ada acara Tanwir Muhammadiyah, kemudian ke Bali, ada acara yang diadakan oleh Pak Tom Lembong, BKPM Forum, kemudian ke Australia,” terang Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung kepada wartawan di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (21/02) sore.
Dikatakan Seskab, ada beberapa hal yang akan menjadi penekanan dalam kunjungan Presiden ke Australia tersebut, yaitu tentunya penyelesaian IA-CEPA (Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement), kemudian cyber security, pariwisata, pertambangan, dan tentunya persoalan yang berkaitan dengan terorisme.
Sementara Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) A.M. Fachir menambahkan, dalam kunjungan Presiden Jokowi ke Australia ini yang dikedepankan adalah bagaimana memperkuat hubungan negara bertetangga yang saling menguntungkan dan menghormati.
“Karena itu pendekatannya juga adalah pendekatan people to people juga penting, di samping tentu saja nanti kita upayakan IA CEPA selesai, juga beberapa investasi,” kata Fachir kepada wartawan.
Wamenlu menegaskan, bahwa kunjungan Presiden ke Australia itu bersifat kunjungan kenegaraan. Karena itu, Presiden akan diterima secara resmi oleh Gubernur Jenderal, dan juga secara khusus ada semacam pertemuan bilateral di antara pemimpin kedua negara.
“Jadi nanti Bapak Presiden, didampingi oleh sejumlah menteri, akan mengadakan pertemuan dengan Perdana Menteri Australia yang juga didampingi oleh sejumlah menteri,” jelas Fachir seraya menambahkan, tentu juga akan ada pertemuan antar pengusaha (business meeting) kedua negara.
© Copyright 2024, All Rights Reserved