Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian), Airlangga Hartarto, mengatakan, deflasi yang terjadi selama 5 bulan berturut-turut merupakan hasil kerja keras pemerintah untuk menekan inflasi.
Menko Airlangga mengatakanm deflasi yang terjadi pada September 2024 sebesar 00,12 persen secara bulanan merupakan cerminan kinerja Tim Pengendali Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP/TPID).
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indonesia mengalami deflasi sebesar 0,12% secara bulanan pada September 2024. Ini melanjutkan tren deflasi yang telah terjadi selama lima bulan berturut-turut.
"Jadi, kalau dibilang inflasinya turun, (jadi) deflasi, ya ini karena ada extra effort oleh Pemerintah menurunkan volatile food. Salah satu misalnya, untuk beras, kan Pemerintah juga melakukan importasi beras untuk menjaga stok," kata Airlangga Hartarto di Jakarta, dikutip Kamis (3/10/2024).
Menurut Airlangga, deflasi yang terjadi pada bulan ini bukan cerminan dari penurunan daya beli, inflasi inti yang merupakan indikator daya beli masyarakat masih terjaga pada September 2024.
"Naik turunnya harga pangan mampu menyumbang angka inflasi yang cukup besar. Apa yang terjadi saat ini merupakan sebuah bukti bahwa Pemerintah terus berupaya untuk terus menekan inflasi," kata Airlangga.
Airlangga mengungkapkan pemerintah sampai saat ini masih rutin menggelar rapat inflasi daerah yang dilaksanakan setiap awal pekan.
"Karena inflasi yang utama bagi pemerintah adalah core inflation, kalau core inflation-nya tumbuh, berarti ekonominya tumbuh. Kalau ekonomi tumbuh lima persen, core inflation tumbuh, yang diperangi oleh pemerintah adalah volatile food," kata Airlangga.
Menurut Airlangga, kondisi yang terjadi saat ini di Indonesia masih dalam tahap baik. Inflasi masih harus terus berada dalam rentang 2,5% plus minus 1%.
"Jadi, itu adalah kerja-kerja pemerintah dan tentunya inflasi ini perlu dijaga dalam range yang 2,5% plus minus 1%. Selama (di angka itu) itu, kita relatif aman," kata Airlangga. []
© Copyright 2024, All Rights Reserved