Posko Pusat Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Riau menunjukkan kebakaran meluas hingga wilayah Kabupaten Indragiri Hulu yang berdekatan dengan kawasan Taman Nasional Bukit Tigapuluh. Api kini bahkan mulai mengancam kawasan permukiman penduduk. Jarak pusat kebakaran hutan dengan rumah warga hanya 5 kilometer.
Dari Kota Dumai hari Selasa (22/8) dilaporkan, 1.500 hektar kebun sawit juga hangus. Asap yang dihasilkan dari kebakaran hebat di Indragiri Hulu, Dumai, dan juga Taman Nasional Tesso Nilo di Kabupaten Pelelawan menyebar hampir ke seluruh wilayah Riau.
"Kebakaran di Taman Nasional Tesso Nilo menyebabkan perseteruan gajah dan manusia kian berkembang. Setelah kawasan perkebunan diserang gajah yang melarikan diri dari kebakaran sekaligus mencari makan, kini kawasan permukiman di Desa Lubuk Kembang Bunga dan Dusun Air Hitan di Desa Bagan Limau pun terancam," ujar Syamsidar dari Humas WWF Wilayah Riau, Selasa (22/8).
Lebih dari 4.000 penduduk tinggal di kedua desa dan dusun yang terletak tepat di perbatasan dengan TN Tesso Nilo. Hingga kini belum ada usaha preventif dari pemerintah daerah setempat untuk melindungi warganya itu, seperti kemungkinan mempersiapkan lokasi pengungsian.
Kebakaran yang terus berlanjut ini menyebabkan asap pekat kembali menyesaki udara hampir menyeluruh di Provinsi Riau. Sejak Sabtu lalu hingga Selasa kemarin, asap pekat terus menyelimuti Kota Pekanbaru. Warga lagi-lagi dipaksa menghirup hasil pembakaran tersebut. Jarak pandang amat terbatas, terganggu asap. Di pagi hari, jarak pandang hanya kurang dari 500 meter sehingga sejak Senin lalu, jadwal penerbangan di Bandara Sultan Syarif Kasim II terganggu.
Kebakaran lahan dipastikan terus terjadi dan makin meluas di Provinsi Riau, bahkan lebih parah dari tahun 2005 lalu. Data dari Jaringan Kerja Penyelamat Hutan Riau (Jikalahari) berdasarkan pantauan Citra Satelit NOAA 12, akumulasi titik api selama enam bulan pertama 2006 mencapai lebih dari 8.000 titik dan telah bertambah lebih dari 2.000 titik selama Juli-Agustus ini. Padahal, selama tahun 2005 lalu hingga akhir tahun hanya terdapat 12.000 titik api di seluruh Riau.
Luasan lahan terbakar pada tahun 2006 ini mencapai 50.000 hektar lebih. Sebanyak 30 persen dari luasan lahan terbakar tersebut termasuk kawasan lindung, seperti TN Tesso Nilo, TN Bukit Tigapuluh, Hutan Lindung Mahato, Hutan Lindung Rimbang Baling, Hutan Lindung Bukit Suligi, dan Hutan Lindung Senepis.
"Bencana yang terjadi terus- menerus selama lebih dari 10 tahun terakhir menyebabkan Riau terancam rusak total keseimbangan lingkungannya pada tahun 2015 nanti," kata Wakil Koordinator Jikalahari, Ahmad Jazali.
Saat ini kegiatan lapangan terutama terfokus pada usaha pemadaman api. Khusus di TN Tesso Nilo, tim pemadam kebakaran dari Pusdalkarhutla Riau dibantu beberapa instansi terkait telah berada di lokasi sejak pecan lalu. Merka dibantu Tim Flying Squad WWF yang bersiaga untuk menghalau perluasan kebakaran.
Kawasan terbakar sebagian besar merupakan areal konsesi hak pengusahaan hutan beberapa perusahaan di TNTN yang belum habis perizinannya. Pengamanan kawasan itu masih menjadi tanggung jawab mutlak perusahaan-perusahaan tersebut.
Kenyataannya banyak areal konsesi HPH dibiarkan terbengkelai sehingga perambah dan pembakar lahan leluasa masuk. Pelaku pembakaran yang tertangkap hingga kini baru sebatas pelaku di lapangan yang mengaku suruhan pihak-pihak tertentu. Data terakhir Pusdalkarhutla menunjukkan 24 pembakar lahan telah diringkus.
Kepala Badan Pengedalian Dampak Lingkungan Hidup Daerah Riau Khairul Zainal berjanji akan menindak perusahaan yang tidak bertanggung jawab tersebut. Penanggulangan kebakaran hutan dan lahan yang tak juga usai ini menyedot perhatian pemerintah pusat. Kepala Kepolisian Daerah Riau Brigadir Jenderal (Pol) Ito Sumardi mengatakan, Markas Besar Kepolisian RI Selasa sore kemarin meminjamkan dua helikopter Bolcon lengkap dengan peralatan pemadaman.
Ito Sumardi juga mengatakan bantuan tersebut amat berarti karena selama ini anggotanya beserta personel dari TNI AD dan TNI AU termasuk tim pemadam dari Dinas Kehutanan serta dari pemerintah kabupaten/kota mulai kewalahan.
Masih dalam kaitan asap, Dinas Kesehatan Kalimantan Selatan menyiapkan 100.000 masker pernapasan untuk mengantisipasi meningkatnya kebakaran hutan dan lahan. Sementara Kalimantan Timur relatif masih aman dari kebakaran lahan dan kabut asap. Kalimantan Barat pun tertolong oleh hujan.
Dinas Kesehatan Kalsel akan membagikan masker tersebut secara gratis kepada warga, terutama siswa sekolah. Itu dilakukan apabila serbuan kabut asap sudah pekat dan berkatagori sangat membahayakan kesehatan.
Saat ini, kabut asap dinilai belum begitu parah. Selasa siang, kabut asap tipis menghilang di sebagian Banjarmasin dan sekitarnya karena hujan yang mengguyur sekitar 30 menit. Udara pun terasa segar. Hujan juga turun di dua kecamatan Kabupaten Banjar, yakni Kertak Hanyar dan Gambut.
© Copyright 2024, All Rights Reserved