Serangan bom bunuh diri menyasar 3 gereja di Surabaya pada Minggu (13/05) pagi. Malam harinya, ledakan terjadi di Rusun Wonocolo, Sidoarjo. Sedang pada Senin (15/05) pagi, bom mengguncang Polrestabes Surabaya.
Rangkaian teror keji ini, bermula di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel. Sebuah motor yang ditumpangi dua orang memasuki halaman gereja itu pada pukul 06.30 WIB, saat gereja tengah sibuk dengan menggelar misa.
Saat hendak dihentikan penjaga, tiba-tiba duaar. Bom yang dibawa dengan motor itu meledak dan melukai jemaat di sekitarnya.
Bom kedua meledak di Gereja Kristen Indonesia (GKI) Jalan Diponegoro pukul 07.15 WIB. Seorang ibu beserta dua anak perempuannya, diduga sebagai pelaku. Ketiga pelaku, menyamar sebagai jemaat gereja.
Adapun serangan bom ketiga terjadi di Gereja Pantekosta di Jalan Arjuno pada pukul 07.53 WIB. Sebuah mobil minibus yang memasuki halaman parkir gereja itu, tiba-tiba meledak ketika jemaah gereja sedang melaksanakan ibadah misa Minggu.
Hingga saat ini korban tewas dalam serangan bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya berjumlah 13 orang, termasuk 6 orang pelaku. Sedangkan korban luka-luka tercatat mencapai 41 orang.
Dari proses identifikasi dan olah tempat kejadian perkara di tiga gereja tersebut, polisi menyatakan seluruh pelaku adalah satu keluarga. Mereka adalah DU bersama istrinya PK, dan 4 orang anak yang berinisial YF, FH, Fa, serta PR.
Menurut Kapolri Jenderal Tito Karnavian, DU merupakan pimpinan kelompok Jamaah Ansharut Daulah di Surabaya. Kelompok itu adalah pengikut Negara Islam Irak dan Syria (ISIS). Mereka baru kembali dari Suriah.
Para pelaku bergerak secara terpisah untuk melakukan serangan. Pasangan suami istri DU dan PK serta dua anak perempuannya, FS dan FR, berangkat bersama menggunakan mobil.
Sedangkan YF dan FH berboncengan dengan sepeda motor sambil membawa bom. Mereka langsung menuju Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel dan melakukan bom bunuh diri pada pukul 06.30 WIB.
YF, adalah anak sulung dari DU dan PK, dan masih SMA. Sedangkan, FH, anak putra kedua mereka yang masih SMP. Adapun FS, putri ketiga masih sekolah kelas V SD. Sedangkan, FR merupakan anak keempat, dan masih duduk di kelas 2 SD.
DU sehari-hari dikenal sebagai pengusaha yang bergerak di bidang produksi minyak kemiri. Sedangkan isteri DU, PK, sempat bekerja menjadi perawat di salah satu rumah sakit di Surabaya.
DU lantas mengantar sang istri dan kedua anaknya ke Gereja Kristen Indonesia (GKI) Jalan Diponegoro, dan langsung melakukan serangan pada pukul 07.15 WIB. DU yang memasang bom di mobilnya kemudian menuju Gereja Pantekosta Pusat Surabaya di Jalan Arjuno. Dia menerobos ke tempat parkir dan meledakkan bom pada pukul 07.53 WIB.
Presiden Joko Widodo membatalkan seluruh agenda kepresidenan pada Minggu (13/05), dan langsung terbang ke Surabaya. Sempat mengunjungi lokasi kejadian di GKI di Jalan Diponegoro, dan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya di Jalan Arjuno.
Presiden Jokowi yang didampingi Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Kepala BIN Budi Gunawan, dan Menko Polhukam Wiranto juga melawat ke Rumah Sakit Surabaya H.S Samsoeri Mertojoso, tempat korban tewas disemayamkan dan yang luka-luka dirawat.
Polisi mengatakan, ada 13 orang korban tewas termasuk 6 pelaku dan 43 orang yang dirawat akibat terluka dalam ledakan bom ini.
Beberapa jam setelah Presiden dan rombongan kembali ke Jakarta, ledakan kembali terjadi di perbatasan Surabaya dan Sidoarjo. Kali ini di di Blok B Lantai 5 Rusunawa Wonocolo, Sepanjang, Kabupaten Sidoarjo.
Menurut Polda Jawa Timur, ledakan yang merenggut tiga nyawa. Kepala Bidang Humas Polda Jatim Kombes Frans Barung menyatakan kuat dugaan bom itu tidak sengaja meledak ketika sedang dirakit.
Ledakan ini menyebabkan 3 orang pelaku tewas yakni Anton Febriyanto (47), seorang perempuan diduga istrinya, Puspitasari (47), serta seorang anak RAR (17). Ketiga jasad korban dibawa ke RS Bhayangkara Surabaya.
Polisi mengatakan, tim Densus 88 memutuskan menembak mati Anton karena saat sekarat dia masih menggenggam tombol pemicu bom. Sedangkan dua anak Anton lainnya, yakni FP (11) dan GHA (10) yang terluka dilarikan ke Rumah Sakit Siti Khodijah.
Polda Jatim dan tim Gegana menggeledah rusunawa itu menemukan tiga bom aktif serta bahan baku pembuat bom dalam jumlah banyak di dalam kamar. Diduga Anton dan terduga pelaku bom gereja Surabaya mempunyai keterkaitan.
Pada Senin (14/05) pagi, giliran Polrestabes Surabaya yang menjadi sasaran serangan. Dalam video cctv yang beredar luas, terlihat ledakan terjadi saat proses pengamanan di depan gerbang masuk Mapolrestabes Surabaya.
Sekitar pukul 08.50 WIB, sebuah mobil minibus warna hitam tampak mendapat pemeriksaan petugas. Tak lama berselang datang dua buah motor yang dinaiki oleh empat orang juga mendatangi gerbang.
Dua orang polisi kemudian menghentikan pengendara motor tersebut. Saat hendak diperiksa, terjadi dua kali ledakan.
Kabid Humas Polda Jatim Frans Barung Mangera mengatakan, ada 4 anggota polisi dan 6 orang warga sipil yang menjadi korban luka dalam ledakan tersebut.
Rangkaian teror biadab ini, telah mengguncang keamanan Indonesia. Saat ini, Indonesia tengah melaksanakan serangkaian hajat besar seperti Pilkada serentak dan Asian Games 2018 yang kurang dari 100 hari lagi.
© Copyright 2024, All Rights Reserved