Panitia seleksi calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi jelang penutupan pendaftaran, loloskan 268 pendaftar. Mereka dinyatakan memenuhi kelengkapan berkas dan berhak mengikuti seleksi berikutnya. Dari jumlah pendaftar yang lolos seleksi administrasi tersebut, 19 diantaranya perempuan.
Hal itu diungkapkan sekretaris Pansel, Ahmad Ubbe di Kantor Kementrian Hukum dan HAM, Jl Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, Senin (14/06).
Ahmad belum membeberkan ke 19 pendaftar perempuan yang lolos seleksi administrasi tersebut. Namun dari jumlah tersebut, satu nama yang dipastikan lolos seleksi adiministrasi adalah Hidayati Agam (pegawai negeri).
Hidayati, perempuan pertama yang mendaftarkan diri sebagai calon pimpinan KPK kepada wartawan di Jakarta awal Juni lalu mengatakan, keikutsertaannya itu sekaligus sebagai perjuangan gender.
"Saya mengajak para pejuang gender. Ini kesempatan kita menunjukkan kemampuan perempuan. Mari maju bersama untuk menjalankan amanat pembersihan korupsi. Saya sejak kecil diajarkan untuk tidak membedakan pria, wanita karena semua tergantung kemampuan kita," ungkap Hidayati.
Pensiunan Biro Hukum Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi itu menegaskan, darah tentara membuatnya berani mati. Ia tak ingin menjadi pimpinan KPK yang tebang pilih kasus. "Saya dilahirkan dari darah seorang tentara. Bapak saya tentara, Saya berani mati. Kalau mati itu jalannya, itu sudah kontrak dengan Yang Di Atas," ujar perempuan yang tinggal di daerah Cijantung itu.
Menurut Hidayati, semangatnya lahir dari keinginan melihat Indonesia bersih KKN. Indonesia, imbuhnya masih bergemelut dengan korupsi. "Carut marut negara korupsi masih berlangsung. Saya ingin melaksanakan UU No. 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas Dari KKN. Sejak dulu, saat saya kerja selalu menghindari suap," tandasnya.
Dari beberapa sumber yang didapat politikindonesia.com tercatat beberapa nama yang telah mendaftarkan diri sebagai calon pimpinan KPK. Diantaranya Marni Malae, Anastasia Nasir, Sulidarmi, Yeni Roswati Yunus (advokat), Susilawati (aktivis lingkungan), Jumi Samosir (akademisi), Hidayati Agam (pegawai negeri), AKBP Estini Ngati dan pensiunan PT Pertamina Lily Wardani. Belum jelas benar apakah nama-nama tersebut juga lolos dalam seleksi admistrasi tersebut.
© Copyright 2024, All Rights Reserved